Saturday, July 16, 2011

Pesan dari Kak Shabrina

Catatan Hati Seorang Pejuang Da’wah
26 Jun

Asetil Koenzim-A atau biasa disingkat Asetil KoA. Produk dari salah satu proses respirasi sel, Dekarboksilasi Oksidatif. Bagiku kata KoA sangatlah istimewa. Karena ketika guru biologiku menjelaskan ttg materi itu, saat itu pula teman2 di kelasku menyebut namaku. Ada sebuah perasaan bangga di hatiku. Krn teman2 mengingatku sebagai seorang KoA. Astaghfirullah..

Ya. Benar sekali. Kisah itu bermula ketika aku diamanahkan sebagai seorang koordinator akhwat Rohis 14 atau juga bisa disebut KoA Rohis 14. Kala itu, aku merasa seperti diletakkan beban yang berat di atas pundakku. Awalnya, aku sempat ingin mengundurkan diri dari amanah tsb..Tapi aku rasa itu takkan mungkin..

Terbayang begitu besarnya amanah yang akan kujalankan selama setahun. Mengkordinir seluruh akhwat 14. Tak hanya adik2 yang menjadi prioritas da’wah, tapi mulai dari teman2ku, kakak2ku, guru2ku bahkan pegawai sekolahku pun termasuk tanggung jawabku. Aku takut kelak aku tak mampu mempertanggungjawabkannya di akhirat. Di hadapan Allah nanti. Begitupun dengan kondisi akhlaqku yang mungkin belum bisa menjadi qudwah bagi masyarakat 14. Tapi…inilah skenario Allah. Melalui jalan inilah aku mengenal indahnya ukhuwwah. Indahnya perjuangan. Indahnya berkorban harta, jiwa bahkan waktu untuk Allah. Aku mengenal ini melalui berbagai kepanitiaan yang kulewati bersama teman-teman seperjuangan. Rasa sakit menahan lapar karena harus terus syuro demi menyukseskan sebuah acara, tangisan yang berkali2 membuat kelenjar air mata ini lelah memproduksi zat hasil sekresinya, begitupun dengan kelenjar sebasea yg juga kuwalahan ketika harus mengeluarkan banyak keringat krn terlalu lelah bergerak, entah karena mengurusi outbond saat SanLat atau menjaga keamanan peserta saat Tafakkur Alam, semuanya pernah kurasakan di jalan ini..jalan yang ni’matnya tak tergantikan oleh apapun, kecuali dengan syurga, wajah Allah dan RidhaNya yang Maha Agung..

Aku mungkin takkan membiarkan sel-sel otak di kepalaku ini melakukan regenerasi sel, karena aku khawatir, kenangan yg pernah tersimpan di dalamnya akan hilang satu per satu seiring berjalannya waktu.

Jika ditanya, apa yang sudah kuberikan untuk Islam di 14, mungkin aku takkan bisa menjawabnya dengan pasti. ‘Ala kulli hal, insya Allah aku sudah berusaha semaksimal mungkin mempergunakan potensiku untuk kemaslahatan da’wah di 14. Tapi mungkin tak sebesar perjuangan Rasulullah menjayakan Islam di bumiNya. Aku juga pernah malu karna ini. Merasa lelah di tengah jalan. Mungkin karna terlalu banyak batu kerikil yang kulewati. Karna aku pernah tak beralas kaki saat melangkah di jalan ini. Hingga anyir penuh darah, perih penuh luka. Tapi uluran tangan teman2 dan kasih sayang Allah lah yang akhirnya menarikku kembali ke jalan ini. Alhamdulillah…

Bersama teman2 FKDS, aku memulai sebuah perubahan. Pastinya, ke arah yang lebih baik. Salah satunya melalui acara OSIS. Aku sempat menjadi staff acara di sebuah event besar 14, SCOOTER. Alhamdulillah. Walaupun tak sesuai dengan apa yg diharapkan, tapi setidaknya kami sudah berusaha. Itu dibuktikan dengan syuro hingga jam 8 malam untuk mengurusi acara itu. Hhh…

Adalagi sebelumnya, SCART. Acara kombinasi KBPL, KJDK dan PAKKS itu kembali menuntut kinerja FKDS. Walaupun aku tak terlibat langsung dalam kepanitiaan, tapi setidaknya sudah berhasil mewarnai acara itu dengan Keislaman. Seperti mengingatkan panitia untuk shalat ketika sudah waktunya. Bahkan aku sempat membuka stand untuk pemasukan acara Rohis..

Mungkin karena terlalu sibuk membenahi OSIS. Hingga akhirnya, acara Rohis agak sedikit terabaikan. Seperti Islamic Festival yang peminatnya sedikit, acara pembinaan yang kurang realisasi, kurangnya kordinasi dg pembina dan defisitnya dana acara2 rohis..Juga membuat kondisi ruhiyah beberapa pejuang 14 agak menurun. Termasuk aku salah satunya..

Ya Allah..betapa mirisnya..aku mungkin baru menyadari itu. Apalagi jika ditambah debat seru di sela2 syuro. Hingga timbul perpecahan sesaat, namun berakhir dengan sebuah kata, ‘maaf’. Jadi ingin mengulang kembali apa yang sudah terjadi, lalu memperbaikinya. Tapi jujur, buatku itu sebuah kenangan pahit yang tak tega untuk menghapusnya.

Aku banyak belajar dari perjalanan hidupku. Terutama ketika di 14. Dengan banyaknya amanah yang kupikul, dari ROHIS, KIR hingga IKRAR, aku jadi semakin dewasa dalam menghadapi persoalan hidup. Karena ketika di organisasi, otakku selalu dipaksa untuk berfikir dalam keadaan apapun. Walau amanah2 yang kuemban tersebut terasa berat, mereka juga semakin menyadarkanku akan urgensinya muraqabatullah. Pendekatan pada Allah untuk memudahkan prosesi da’wah di 14. Waktu2 yang terkuras untuk da’wah juga mengajarkanku untuk me-manage waktu dengan sebaik-baiknya. Sedikit waktu untuk mengurusi akademikku justru terasa optimal. Karena aku selalu yakin terhadap firmanNya dlm surah Muhammad ayat 7. Innallaha Laa tukhliful Mii’aad..begitu kata Bu Erah. Janji Allah memang tak pernah ingkar..

Aku banyak mengalami keajaiban ketika menempuh jalan ini. Apalagi yang berhubungan dengan prestasi akademikku. Ketika sibuk2nya mengurusi Tafakkur Alam. Hingga tak ingat esok harinya 3 ulangan bertumpuk. Namun subhanallah, dengan waktu yg sedikit, sel-sel otak ini mudah sekali menyerap ilmu yang kupelajari. Dan lebih subhanallahnya lagi, hasilnya sangat memuaskan. Hingga aku merasa ingin semakin dekat dengan Allah..

Pernah juga suatu saat aku mengalami kejadian tak terduga. Saat aku sedang sibuk-sibuknya mengurusi acara-acara ROHIS, dan kebetulan sekali saat itu sedang masa-masanya Ujian Akhir Semester. Ketika banyak kalimat yang keluar dari mulut teman2ku, “Maaf ya Shab, aku nggak bisa ikut syuro, aku ada les,” yang lain mengatakan, “Afwan ya Shab, aku harus belajar buat ujian..” atau “Shab, aku nggak diizinin sama orang tua, soalnya aku harus focus belajar..” Saat itu pula di sisi yang lain, hatiku berkata, “Shab, fastabiqul khairaat, bukankah ini saatnya?!” Dengan semangat yang menggebu2, aku berkata dalam hati, “YA!!! Inilah bukti pengorbananku pada Allah!” Dan kau tahu? Nilai ujian2ku sangat memuaskan. Bahkan aku sempat tak percaya dengan apa yang Allah berikan. Ternyata, segalanya memang kehendakNya semata. Innallaha ‘ala kulli syay’in qadir..

Aaaah, begitu rindunya diri ini. Nikmat yang begitu indah ketika aku bisa terus berjuang di jalan ini, jalan yang tak tergantikan dengan apapun..

Ya. Itulah sekilas tentang sebagian dari album rekaman hidupku. Kini aku hendak melepaskan amanahku. Tepatnya, menyerahkan amanah besar ini kepada calon penggantiku yang kuharap bisa lebih baik dari diriku. Jum’at, 28 Agustus 2009. Akan kuserahkan pada yang Allah pilihkan. Insya Allah penerus perjuanganku adalah Hani Zahiyyah Suarsyaf. Walau begitu, aku tetap menyadari bahwa masa jihad formalku memang bisa berakhir..Tapi sesungguhnya masa jihad nonformalku takkan berakhir sampai disini..akan terus terjaga hingga nyawa ini dicabut oleh Pemiliknya..

Created By : Shabrina Nida Al-Husna

(ini aku dapet dari kakak yang aku kagumi, yang memiliki aura yang tiada bisa aku piaskan. sekalipun aku belum begitu mengenalnya, namun saat pertama aku bertemu dengannya aku sangat kagum dan kini aku diberi sebuah pesan darinya..

entah bagaimana aku berkata, bagaimana aku dapat melanjutkan dakwah yang akan diamanahkan kepadaku? aku sungguh merasa belum bisa. belum pantas dengan segala kelemahan yang aku miliki. aku sangat takut, ketika aku tidak bisa mewaranai dan malah aku yang terwarnai, saat aku tiada memperdulikan apa sesungguhnya arti dakwah, ketika aku sedang futur..

ya Allah, andai ini sebuah pilihan aku ragu untuk memilihnya, bukan karna aku tak ingin memperjuangkan agama-Mu
ya Allah, jika aku orang yang baik, tentu aku dapat memegangnya tapi aku? aku masih belum baik maka aku masih takut untuk memegangnya
namun amanah tidak pernah salah memilih..
ya Allah, kuatkan hatiku
sinarilah aku dengan cahaya kebesaran-Mu
bulatkan tekadku
luruskan niatku
ya Allah, berilah aku kesempatan untuk itu
dan ingatkan aku di kala aku futur
dikala aku putus asa
berikan jalan-Mu untukku

hari ini,
Bismillahirrohmanirrohim..
ini awal langkahku
berjuang di jalan-Mu ya Allah

-terimakasih kak shabrina yang memotivasiku

Friday, July 15, 2011

Dunia Maya

Alkisah hiduplah seorang akhwat dengan nama sebut saja Milana. Milana seorang akhwat yang mempunyai banyak pengikut, pengaruhnya besar di beberapa kalangan akhwat, dan juga merupakan salah seorang pembesar (bukan karena badannya yang besar) di dunia per-dakwah-an.

Terdengar bunyi nada dering dari HP Milana. Sebuah SMS pun telah diterima. Isi dari SMS tersebut merupakan pemberitahuan tentang adanya sebuah aksi demonstrasi munashoroh Palestina pada esok hari yang diadakan rutin tiap tahun sekali yang dilakukan oleh sebuah Parpol yang cukup besar di Indonesia. Dengan semangat ketaatan yang begitu tinggi Milana pun bergegas pulang dan tak lupa ia men-jarkom kepada seluruh pengikutnya untuk turut serta dalam aksi tersebut.

Keesokan harinya Milana beserta rombongan yang berjumlah 7 orang telah sampai di tempat berkumpulnya massa. Milana, Erin, Rossa, Windy, Selvi, Rika, dan Putri dengan atribut lengkap jilbab panjang beserta terusannya lengkap dengan simbol partai, bendera Palestina, dan tak lupa slayer untuk menutupi wajah-wajah mereka. Melihat jumlah peserta aksi yang banyak, Rika bertanya pada Murobbi tercintanya “Kenapa ya Kak, kalo aksi-aksi semacam ini banyak yang ikut, tapi kalo ada tatsqif atau dauroh qur’an malah sepi ya?” “Mungkin gak sempet kali dek” jawab Milana. “Atau Mungkin pada sekalian refreshing kali?!” celetuk Rossa tak mau kalah

Gema takbir bergemuruh dikumandangkan oleh para peserta aksi. Sebuah grup nasyid menghibur atau lebih tepatnya menyemangati para peserta aksi dengan hits-hits andalan mereka. Sambil mendengarkan nasyid tersebut, Milana sang Akhwat pun membuka HP canggihnya dan langsung memasuki menu web browsernya dengan alamat m.facebook.com. Sejurus kemudian masuklah ia didalam dunia Facebook. Beliau langsung menyasar kolom “Whats On Your Mind”. Dan terlihatlah sebuah kalimat indah yang berasal dari dalam pikiran Milana yang ia tuangkan dalam Facebook “Subhanallah lagi ikut munashoroh Palestina, banyak banget pesertanya. siap-siap uang untuk One Man One Dollar.”

Tanpa disangka beberapa menit kemudian terlihat tulisan dalam akunnya “one new notification”. Dengan penuh semangat beliau langsung membuka dan terlihat ada seorang pengikut yang tidak hadir dengan nama Noni mengkomentari statusnya tersebut dengan bunyi “semangat trus kak Mil, afwan aku gak bisa ikut”. Baru saja Milana ingin membalas komentar tersebut tiba-tiba muncul lagi sebuah tulisan “3 new notification”. Ternyata ada dua teman Milana yang me-“like this” status Milana, dan seorang lagi dengan nama akun “Sang penebar hati” yang merupakan seorang ikhwan mengomentari dengan bunyi “wah enak ya, bisa ikut acara. Semangat terus Ustazah Milana, hehe”. Dengan sigap Milana langsung membalas komentar dari para hadirin tersebut dengan lafazh “@all syukron y atas jempolnya”, “@ Noni gpp say mudah2n yg nanti bisa ikut InsyaAllah amiiin.”. “@Sang penebar hati amiin juga. kenapa gak ikut akh”. Balasan komentar pun datang dari Sang Penebar Hati “ana masih ada urusan kerjaan, infak nya tolong ditalangin y ustadzah?!! (melas.com)”. Milana pun kembali melesatkan balasan komentarnya “siipp, tinggal nanti digantinya 2 x lipatnya ye. (ngarep.com).” dialog pun bertambah seru ketika ada seorang dengan nama akun “Omnya Joko” turut meramaikan peristiwa bersejarah itu dengan bunyi “addduh pada berisik banget, udah nanti ana aja yang bayarin semuanya (becanda.com) btw ustzh Milana ada disebelah mananya nih?”. Milana pun membalas “hiks3x pada ngelucu aja nih, ana lagi di depan kedubes Amrik ust.”

Tanpa disadari acara pun telah usai seiring dengan usainya dialog Milana dengan teman-temannya di dunia Facebook. Milana beserta rombongan pun bersiap-siap untuk pulang. Tanpa dinyana Milana pun hendak mengabadikan moment tersebut dengan kamera yang baru saja ia pinjam dari tetangganya. Ketujuh akhwat itu mempersiapkan diri untuk mengabadikan moment tersebut dengan gaya atau pose yang 'atraktif', serta 'artistik'. Milana pun memilih pose dengan gaya mengepal tangan dan menutup wajahnya dengan slayer berharap agar ia dapat meng-upload gambar tersebut sebagai profil picture akun Facebook-nya. Erin berkata kepada Milana "Kak Mil nanti di tag ya fotonya." Setelah puas dengan aktivitas melelahkan tersebut Milana beserta rombongan pun akhirnya pulang kerumah masing-masing.

Milana yang tampak lelah mencoba untuk bersemangat kembali. Sang Akhwat tersebut mengambil laptop beserta modem miliknya. Milana berniat untuk meng-upload gambar-gambar yang telah ia dapatkan untuk kemudian di-share ke teman-temannya. Sebelum ia meng-upload terlebih dahulu Milana meng-update status dengan bunyi “Munashoroh yang begitu melelahkan”. Seperti biasanya status Milana dibalas komentar oleh teman-temannya. Kali ini Erin salah seorang pengikutnya yang mengkomentari status tersebut “istirahat aja yang cukup, btw tadi es cendol yang di depan monas enak ya Kak”. Milana adalah seorang akhwat yang terkenal akan keakrabannya. Maka tak perlu waktu yang lama lagi Milana pun segera membalas komentar tersebut “iya Alhamdulillah, kpn2 kita beli lagi y.” Sebuah akun bernama “Omnya Joko” seolah tak mau ketinggalan. Segenap dengan jurus yang dimiliki ia pun turut mengomentari status Milana “wah ustazah bagi-bagi dong kalo makan es cendol?!” Terlihat pula sebuah komentar dari akun yang bernama “Rojali Al Manak Don Koll” “to Omnya Joko, es cendol dimakan atw diminum? ada apa ini? ustzh Milana sekarang jualan es cendol ya?” Melihat tingkah lucu dari teman-teman Facebook-nya, Milana pun mengakhiri percakapan tersebut dengan sebuah kata “Hiks3x...” (sebenarnya dialog yang terjadi cukup panjang, tapi berhubung khawatir para pembaca bosan membacanya maka dialog via Facebook tersebut saya ringkas—penulis)

Setelah meladeni para komentator statusnya. Milana melanjutkan kembali aktivitasnya di Facebook. Milana hendak meng-upload gambar-gambar yang telah berhasil ia dapatkan. Memakan waktu yang cukup lama dikarenakan modemnya yang memang masih kelas bawah. Milana dengan penuh kesabaran menunggu proses tersebut. Proses upload telah selesai, Milana pun memberi nama album tersebut dengan judul 'AKHWAT ZONE'. Milana pun bukan main ketika melihat ada seorang ikhwan dengan nama akun “Pecinta Rasul” yang komentar di album tersebut “wiih ibu-ibu PKK pada demo dimana nih?” Milana bertanya-tanya dalam palung hatinya yang paling dalam “bisa-bisanya dia komentar, emang gak bisa baca apa kalo itu ada tulisannya AKHWAT ZONE?” Milana pun mengambil keputusan untuk membalas komentar tersebut “afwan akh antum gak bisa baca tulisan AKHWAT ZONE ya?” “kalo gak mau diliat jangan uplod di pesbuk dong” jawab “Pecinta Rasul” dalam komentar berikutnya. Tidak seperti biasanya Milana pun merasa kesal dan tiba-tiba menjadi malas untuk membalas komentar lawan bicaranya di dunia Facebook. Milana mengambil keputusan sulit yakni menutup akun Facebook miliknya. Dengan segera ia merapikan kamar untuk kemudian tidur dengan niat istirahat agar besok bisa memulai aktivitasnya yang memang sangat-sangat padat.

Aksi munashoroh yang dilangsungkan kemarin ternyata menguras fisik Milana. Milana pun jatuh sakit yang mengharuskan ia istirahat di rumah. Dokter yang memeriksa Milana mengatakan bahwa penyebab sakitnya Milana adalah dari es cendol seharga Rp 1.500 yang ia dan kawan-kawan minum di depan Monas. Dan dengan sangat amat terpaksa membatalkan beberapa acara yang telah ia rencanakan sebelumnya. Ditemani HP canggihnya Milana pun kembali dan lagi-lagi membuka akun Facebook miliknya sambil menulis “sedang menjalani terapi penghapusan dosa, ya Allah semoga sakit yang Kau berikan dapat menghapus dosa-dosaku.”

Seseorang yang memiliki akun “Sang Penebar hati” yang merasa iba dengan sakit yang diderita Milana mengomentari status tersebut “Syafakillah Ukhti, btw gara2 aksi kemaren y?” Lain lagi dengan seorang yang bernama akun Ibnu Ahmad, ia turut mengomentari status yang mengharukan itu “sakit koq masih bisa update status, apakh kalo kita update ttg sakit maka Allah akan menyembuhkan kita?” Milana dengan sisa-sisa tenaganya berupaya keras untuk menjawab teman-temannya itu “to Sang Penebar Hati, iy akh, kata dokter sih gara-gara es cendol yang didepan monas?!, to Ibnu Ahmad yang sakit kan badannya bukan tangannya ^_^.” Milana sudah tidak kuat lagi ia akhirnya memutuskan untuk log out dan kembali melanjutkan istirahatnya yang sempat tertunda.

Keesokan harinya Milana yang sudah merasa sehat bersiap untuk melaksanakan kembali agenda dakwahnya. Peralatan beserta perlengkapan telah disiapkan. Untuk menambah semangat maka Ukh Milana (lagi-lagi) kembali membuka akun Facebook-nya kemudian menulis “siap-siap, tuk raker dilanjutkan dengan ngisi 3 tmpat, Ya Allah berikanlah kemudahan, kesemangatan dan keselamatan pada hamba Mu ini.” Di dalam angkot ia kembali melihat statusnya tersebut dan terlihat ada sebanyak “10 pemberitahuan baru”. Kesemuanya me-“like this” status tersebut dan kebanyakan memberi komentar berupa “semangat, HAMASAH, cahyo, dsb...” Melihat hal tersebut Milana hanya tersenyum manis dan membalas kesemua hal tersebut dengan ucapan “@all Syukron y ^^”.

Malam harinya setelah mengakhiri agenda yang cukup padat. Milana kembali meng-update status-nya dengan sebuah tulisan yang seolah menggantung “Alhamdulillahirobbil ‘alamin”. Para komentator yang biasanya mengomentari status Milana pun ramai-ramai berlomba untuk mengomentari terlebih dahulu status sang Mahasiswi di salah satu PTN di Indonesia itu (nampaknya status-status milik Milana diposisikan seperti wahyu dari Allah yang sedang ditunggu-tunggu oleh para teman-temannya, seperti halnya para Shahabat Nabi SAW yang sangat menanti-nantikan turunnya wahyu dari Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW—penulis). “Abis ngapain ustzh?” sergah seseorang bernama Rojali Al Manak Don Kol. “Abis makan enak y, bagi-bagi dong?!” timpal Putri seolah tak mau ketinggalan momen indah tersebut. Windy yang salah seorang pengikutnya menimpali status itu “Yarhamkillah…^^” (Windy mengira bahwa guru tercintanya itu sedang bersin). “?????????” tulis Rossa dalam balasan komentarnya. Milana yang mengamati dengan serius percakapan tersebut malah menjawab dengan jawaban yang tidak begitu mengenakkan bagi para komentatornya “apa ajja boleh” tulis Milana dalam balasan komentarnya.

Pada malam hari yang sama namun di tempat yang berbeda Rika seorang remaja putri berusia 18 tahun juga tengah sibuk mengutak-atik akun Facebook miliknya. Rika tercatat sebagai seorang siswi di salah satu SMA Negri di Jakarta. Remaja ini menjabat sebagai ketua keputrian di SMA tempat ia menuntut ilmu. Sebagai seorang ketua keputrian maka ia dituntut untuk menjadi seorang teladan bagi jundi-jundinya (anak buah). Rika juga aktif di jagat Facebook. Berbeda dengan Milana. Aktivitas Rika yang sering terlihat adalah meng-update status yang berisi ayat qur’an, hadits Nabi SAW, ucapan para Salafus Sholih, serta nasihat dari para ulama. Ia menganggap dirinya tak pantas untuk selalu berkata-kata indah sementara ia tidak mengamalkan ucapannya tersebut. Menurutnya akan terasa lebih aman apabila ia mengutip perkataan orang lain yang lebih mulia dibandingkan dengan dirinya.

Rika merasa aneh dengan tingkah murobiyyah-nya Milana yang sering update status yang menurutnya tidak jelas. Dalam hatinya ia ingin sekali mengkoreksi tingkah laku ustdzahnya yang tercinta itu. Tapi tak urung sampai dikarenakan rasa tidak enaknya kepada Milana.

Melihat gelagat seniornya di Facebook, Rika khawatir hal ini akan menjadi preseden buruk bagi jundi-jundinya. Ia khawatir para teman-temannya di Rohis akan meniru para seniornya tersebut. Hal yang sangat wajar karena memang Rika sebagai seorang akhwat yang paham benar akan nilai-nilai tarbiyah. Sang Ketua Keputrian itu cemas melihat fenomena tersebut. Fenomena ketika ada ikhwan dan akhwat yang begitu “mesra” di Facebook. Fenomena bersenda gurau terhadap hal yang menurutnya tidak fundamental. Fenomena merajalelanya generasi yang suka berkeluh kesah. Dan fenomena terciptanya generasi Facebook dan memudarnya generasi robbani. Rika pun tak dapat berbuat banyak ia hanya bisa berdo’a kepada Allah semoga apa yang ia khawatirkan tidak pernah terjadi.

Dinar Zul Akbar

dinarzulakbar_mail@yahoo.com

Berlaku juga bagi para ikhwan, ingatlah saudara-saudara sekalian, siapa kita di dunia maya adalah juga bagian dari diri kita di dunia nyata. Jangan pisahkan keduanya.

Kalau tak cukup malu pada pemuda/i titipan Allah dalam majelis atau yang mengenal bahkan meneladani anda, setidaknya malulah pada Allah yang telah memberi hidayah.
Wallahua'lam bishshawwab.
mengajak orang pada kebaikan (amar ma'ruf) adalah perbuatan yang mungkin kita tidak ragu dan berani melakukannya. dan ini banyak dilakukan orang di luar sana..
tetapi, bagaimana dengan mencegah orang dari keburukan? masihkah hal ini 'berani' kita lakukan?

Surat dari Gaza untuk Umat Islam di Indonesia

Untuk saudaraku di Indonesia,



Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia, Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki Adalah karena Negeri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?



Disaat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang aktivis da'wah dari Jama'ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku, setiap tahun musim haji ada sekitar 205 ribu jama'ah haji berasal dari Indonesia datang ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.



Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama'ah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 Sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama'ah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian yah?. wah, pasti uang kalian sangat banyak yah?, apalagi menurut sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya, Subhanallah.



Wahai saudaraku di Indonesia,

Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah, pasti sangat indah dan mengagumkan yah?. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui Tentang negeri kalian.



Pasti para ibu-ibu disana amat mudah menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko dan para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.



Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku tidak seperti di negeri kami ini, saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami Melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, Sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan diatas mobil, yah diatas mobil saudaraku!.



Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2tahun lalu, namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum.



Namun, mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah, itu yang kami dapat dari informasi televisi.



Dan yang membuat saya terkejut dan merinding, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus Abortusnya untuk wilayah ASIA, Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut?, sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini.



Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun, bukanlah diselokan-selokan, atau got-got apalagi ditempat sampah? saudaraku! Mereka mati syahid, saudaraku! mati syahid, karena serangan roket tentara Israel!



Kami temukan mereka tak bernyawa lagi dipangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel, Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi adalah Aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan Negeri ini.



Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 desember (2009) kemarin, Saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak-anak kami, namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru Dijalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!



Wahai saudaraku di Indonesia,

Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena kalian sulit mencari rezki disana? apa negeri kalian sedang di blokade juga?



Perlu kalian ketahui, saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade.



Kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai Tata Usaha di kantor pemerintahan Hamas Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami.



Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda baru saja melangsungkan pernikahan. Yah, mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad nikah, diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku.



Dan Perdana menteri kami, yaitu Ust Isma'il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.



Wahai Saudaraku di Indonesia,

Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan pengajian atau halaqoh pembinaan Di Negeri antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut, program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan buku-buku pasti kalian telah lahap, kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karena kalian punya waktu.



Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku. Satu jam, yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh, setelah itu kami harus terjun langsung ke lapanagn jihad, sesuai dengan tugas yang Telah diberikan kepada kami.



Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut walau cuma satu jam saudaraku, tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta'aruf, tafahum dan takaful di sana.



Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami, Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana Dengan kalian?



Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al-qur'an, umurnya baru 10 tahun, saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al-quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang.



Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma, yah di tempat itulah mereka belajar saudaraku, bunyi suara setoran hafalan al-quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal, karena memang didepan mereka tafsirnya. Langsung Mereka rasakan.



Wahai Saudaraku di Indonesia,

Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini.



Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.



Oh, iya hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya Untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan fax yang masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi Salam untuk semua pejuang-pejuang islam di Indonesia.

Friday, July 1, 2011

Dahaga Asmara

Sebuah cinta yang tak terobati dapat menambah rasa dahaga setiap hati, yah begitulah yang dirasakan Husna. Dia adalah gadis belia yang sedang merasakan indahnya cinta.



Tapi, ini bukanlah sembarang cinta.Karena cinta yang dimiliki Husna bagaikan sebuah kutub bumi,walau berjauhan tapi memiliki daya tarik kuat bahkan melebihi itu.Dahaga asmara yang menggelora ini tak dapat lagi ia sembunyikan,tapi Husna merasa bingung,karena ia semakin terbakar didalam api cinta.



Di sore hari setelah pulang exkul, tak seperti biasanya Latif (teman sekelas Husna) berdiri didepan gerbang pintu sekolah. Tidak lama ia menunggu, seorang gadis anggun parasnya bagaikan mutiara dalam tiram keluar menuju gerbang sekolah. Ia adalah Husna, gadis pujaan hati Latif.



“ Husna, udah selese exkul ya?” tanya Latif



“Udah, kok. Oh ya, udah sore nih, aku pulang dulu ya.” jawab Husna



“Tu..tunggu dulu, soalnya gw mau ngomong sesuatu ama lo.”desak Latif



“Apaan, tif? Kayaknya penting banget?” tanya Husna bingung.



“I..ini, ehmm mending, kita ngomongnya berdua aja dibawah pohon itu.”pinta Latif



“Ha? Ga ah, tar kalo kekasih aku liat, dia bakal cemburu abis, dah aku pulang kerumah duluan ya, kalo yang mau kamu omongin itu penting banget, mending jangan berdua doang ngomongnya,ajakin temenmu biar kekasih aku ga jealous.Maap banget ya,Latif.”jawab Husna seraya keluar gerbang dengan tergesa-gesa.



Hati Latif begitu hancur,ternyata sebelum ia mengungkapkan perasaannya, ia telah didahului seseorang. Sejak kejadian itu, Latif menjadi siswa pendiam dikelasnya dan prestasinya dikelas semakin menurun belakangan ini.Suatu ketika Latif sedang meluapkan seluruh kekecewaannya didalam sebuah buku.



“Cinta itu bagaikan pisau bermata dua, disatu sisi ia dapat merubah hati yang kelabu menjadi penuh warna.Tapi kini ,hatiku tertusuk oleh sisinya yang lain, sisi itu telah merubah hari-hariku tak berarti lagi.Mengapa ia tak memilihku, padahal aku lebih baik dari orang yang ia cinta.”



Tiba-tiba ia terdiam dan mendengarkan percakapan Husna dan Ira dibelakangnya.



“Husna kenapa sih kamu ga pernah mau pacaran,padahalkan anak usia kayak kita tuh butuh banget, malah itu bukan lagi kebutuhan tapi kewajiban.”tanya Ira



“Aneh,kamu ra.”jawab Husna



“Aneh?Aneh kenapa? Husna, tau ga sih, kamu tuh pinter, baek terus cantik lagi. Coba hati kamu tuh mau dengerin omongan aku, buat pacaran. Pasti deh, cowo mana siiih yang ga mau jadi pacar kamu.”jelas Ira



“Uhm, bagi aku tuh ya, pacaran ga guna, itu malah jadi beban, lagian kalo pacaran dah dianggap sebuah kewajiban, itu mah bukan jalan aku. Aku ga butuh cowo pengecut, yang cuman berani ajak aku jadian terus jadi cewenya. Aku cuman butuh cowo sejati, lagian aku ga mau ada yang cemburu. Dia selalu ngertiin apa aja yang aku butuhin ama yang aku rasain sekarang.Dia itu spesial.”jawab Husna



“Dia? Dia siapa?”tanya Ira bingung.



“Dia itu adalah Allah, sang pemilik cinta. Ia ga pernah rela liat kita kesusahan, Dia selalu bikin aku semangat buat ngelakuin apa-apa. Makanya aku ga mau pacaran, karena takut Dia cemburu ama aku, Dia itu special banget dihatiku,ra.” jawab Husna



Setelah mendengar ucapan mereka, tiba-tiba terlintas didalam benak Latif untuk melanjutkan tulisannya di sebuah buku.



“Mencintai seseorang bukanlah apa-apa.Dicintai oleh orang lain adalah hal spesial. Dicintai orang yang dicinta sangatlah berarti, tapi dicintai oleh Sang Pemilik Cinta adalah segala-galanya.Husna, bidadariku betapa mulianya hatimu. Cintamu pada-Nya bukanlah cinta semu atau mendayu-dayu. Cintamu pada-Nya adalah cinta sejati yang takkan pupus oleh waktu. Aku mau, kau akan menjadi bidadariku di bumi dan di negri yang abadi. Walau hal itu tak mungkin,tapi biarlah waktu berlalu hingga aku sanggup tuk memintamu menjadi bidadariku..Karena,sebelum aku berjuang tuk mendapatkanmu, aku akan berusaha untuk mencintai-Nya terlebih dahulu, kemudian mencintaimu karena-Nya.”



Itulah yang ditulis Latif didalam bukunya dan ia kini mengerti arti cinta sejati sesungguhnya.