Sunday, March 1, 2015

Bismillahirrohmanirrohim.
Halo selamat malam. Beberapa hari ini, aku sedang memikirkan kalimat seorang sahabatku, dia berkata “Ngarepin orang-orang peduli sama 14 tapi sendirinya ngasih waktu sisa ke 14.”
Saat chat darinya masuk ke hpku, tetiba saja aku  gemetar. Ya Rabb, dosa besar hamba-Mu ini. Kita sering berbincang mengenai 14. Kita berbicara dari a-z. Dari hal-hal penting sampai tidak penting. Tentang perkembangannya, tentang keislamannya, tentang sikap anak-anaknya, mengenang masa lalu dan lain-lain.
Terkadang, hanya sedih ketika teman-teman lain yang dulu sama-sama berjuang di organisasi ketika kelas 11, hari ini aku kehilangan jejaknya. Meninggalkan 14 yang sebetulnya membutuhkannya. Entahlah, setiap orang memiliki pilihannya masing-masing. Setiap orang punya prioritas masing-masing. Namun, agak sedikit luka saja ketika akhirnya yang aku temui dia lagi, dia lagi. Hingga rasanya bosan. Atau yang kita kerjakan begitu melelahkan,  tapi outputnya tidak seberapa atau bahkan ada yang tidak menyukainya. Atau bahkan rasanya seperti bekerja sendirian tanpa teman. Pada akhirnya aku hanya duduk sedih, ya Rabb… 14 kini berada di tangan kami sebagai alumninya.
Kembali lagi, chatnya kembali memutar otakku. Kenapa kamu harus bersedih ketika Allah sudah memberikan janji yang tak akan pernah Ia ingkari? Dan pertanyaan besar lainnya adalah, kamu udah ngapain aja sih sil sampe bisa sedih gitu? Miris rasanya hati ini jika melihat kembali beberapa bulan yang lalu.
Aku, iya aku yang masih lebih sibuk dengan kegiatan-kegiatan di FKM.
Aku, yang pernah izin tidak mengisi karena ada acara di FKM.
Aku, yang pernah tidak hadir acara faris dengan alas an kelelahan.
Aku, yang belum sering mengobrol dengan para pengurus osis, rohis dan mpk
Aku, yang bahkan belum memberikan kontribusi apa-apa, tapi berani sekali menuntut orang untuk peduli kepada 14. Aku yang bahkan seminggu sekali juga belum tentu ke 14 berani sekali memprotes kebijakan qiyadah-qiyadah diatas. Aku, yang masih kadang lalai membaca atau sekadar ikut berdiskusi di grup, berani sekali membandingkan angkatanku dengan angkatan sekarang, dahulu saat aku menjadi pengurus, alumni yang berada di belakangku adalah alumni-alumni yang luar biasa…. Dan kenapa aku begitu berani membandingkannya?
Duhai Rabb, pemilik alam.. pembolak-balik hati, pemberi karunia.. ampuni hamba-Mu yang masih lalai namun banyak menuntut ini ya Rabb.  Ya Rabb, sudikah Engkau memaafkan kesalahan hamba yang begitu besar ini? Masih pantaskah aku menjadi orang yang bertanggung jawab atas kalian, duhai adik-adikku? Ya, tapi Bismillah. InsyaAllah aku tidak akan berjalan mundur  teratur, izinkan hamba-Mu ini untuk berjalan kedepan dengan teratur.. dengan segala ke-apa adaan-nya ini utuk kembali berkaca dan memperbaiki diri.
Karena kejahatan yang teratur akan menang melawan kebaikan yang tidak teratur.
Maka, Bismillah kawan. Jangan sia-siakan amanah kita hari ini. Waktu yang kita gunakan untuk 14 InsyaAllah akan menajdi investasi masa depan yang akan membawa 14 kembali menjadi tempat yang hijau dan nyaman.
Dengan kembali meluruskan niat dan mengucap Basmallah…
InsyaAllah aku siap.

Kuatkanlah bahu ini ya Rab..