Friday, August 28, 2015

Wisuda UI 2015

"Graduation is an exciting time.. It's both and ending and begining. It's warm memories of the past and big dreams foor the future."

Hari ini, satu tapak tangga menuju tujuan mereka langkahi
Satu langkah itu tak mudah. dilalui dengan proses yang begitu panjang
Satu langkah yang dijalani 4 tahun kebelakang
Mari kita cek kebelakang.
Satu langkah yang berhasil dilewati melalui perjuangan skripsian
Satu langkah yang membuat mata mereka berpanda, melakukan penelitian
Satu langkah yang nyatanya menggores tinta warna warni dalam buku hariannya
Satu langkah yang di akhirnya sangat mengahrukan,
Satu langkah dengan bunga-bunga dan kado wisuda yang begitu banyak berada di tangan.
Satu langkah yang membawamu melewati batas mampumu menuju keluarbiasaan
Satu langkah dengan jejak-jejak manis yang kau tinggalkan
Satu langkah yang nyanta hanya sebentar saat kau tatap foto ketika maba
Satu langkah yang nyatanya tak cukup untuk dideskripsikan.

Hari ini, aku kembali menyaksikan kakak-kakak yang berhasil mendapat gelar sarjana.
Haru biru bercampurjadi satu.

Aku penasaran apa rasanya,
Aku yang saat ini hanya bertindak sebagai penonton saja ikut gemetar,
bagaimana denganmu kak?

Ada tawa canda bahagia, disertai mata kamera yang tak boleh tertinggal mengabadikan setiap momennya. Rasanya, aku ingin berfoto dengan semua orang yang wisuda, HAHAHA mustahil.

Kak, selamat lulus. selamat menempuh perjalanan baru. selamat berjuang di tempat yang berbeda. selamat mengejar ridhonya. selamat menanti pasangan hidup. selamat kembali ke kampus dengan status alumni:")

Ah, aku menulis apa?
Haru rasanya saat aku memeluk kalian satu per satu. It's right it'r your graduation? Ah kak, aku belajar banyak dari kalian. Terimakasih atas segala yang kalian beri, kata-kata penyambut saat aku datang. Kata-kata semangat berjuang. Kata-kata pengenalanku terhadap dunia ini. Mungkin akhir-akhir ini aku tak banyak berbincang, mungkin aku juga tak sedekat yang kalian bayangkan. Tapi aku sungguh berterimakasih atas segala hikmah yang kalian beri.

Hey, aku jadi kembali berkaca untuk menyusun langkahku kedepannya. menyusun mimpiku lagi..
aku ingin lulus dengan baik, dengan jejak-jejak baik, dengan pengganti yang baik, dengan prestasi yang baik, dengan hafalan yang baik dan segala yang baik-baik. siapa tau dengan pendamping yang baik (?) wkwk

Senang rasanya bisa mengabadikan gambarku dengan kakak-kakak yang di wisuda hari ini. Bertemu dengan orang yang sudah lama tidak ditemui~ balairung ramai sekali.

ya, there is no farrewell kalo kata angkatan 2011. So sweet banget angkatannya, angkatan yang bikin mupeng. Ya, semoga 2014 bisa menjadi penerus estafet yang baik. no farewell artinya gak ada kata perpisahan, yang ada cuma berjuang di tempat yang berbeda.

Sekali lagi selamat,

dari adikmu sang penonton wisuda.

Thursday, August 27, 2015

Behind the Scene of OKK IM FKM UI 2015

Halo, Assalamualaikum!

Salah satu rangkaian OKK terpenting Alhamdulillah sudah terlewati. Sukses tidaknya bisa dibilang relatif, yang jelas kita masih memiliki harapan besar untuk angkatan Juara serta banyak pekerjaan lagi untuk kedepannya.

Liburan kali ini sungguh mengharukan, harus kembali aku bertanya "Kapan sih libur?" But, i'ts my choice. Saya sudah memilih untuk turun tangan di OKK. Sebuah kepanitiaan yang sangat perlu di seriusi karena proker kita bukan hanya acara sehari selesai, bukan pula acara yang indikator kesuksesannya dapat dilihat serta merta. Yang kita hadapi adalah manusia, mahasiswa baru yang memiliki gairah ilmu baru. Disinilah tantangannya, proses kaderisasi yang panjang inilah yang akan menjadi sebuah awalan cerita bagi kamu, para mahasiswa baru FKM UI 2015.

Ternyata, banyak sekali hikmah yang bisa saya petik dari kepanitiaan luar biasa ini. Saya begitu bersyukur masih diberi kesempatan menjadi salah satu BPH dari OKK IM FKM UI 2015.
 
Kita memiliki tagline "Bersatu, Peduli, Berdedikasi." Sebuah tagline yang lahir dari sebuah diskusi panjang di malam hari, diskusi yang dimulai dari masalah-masalah apa yang ada di FKM, solusinya bagaimana dan apa nilai yang akan kita tanamkan kepada mahasiswa baru. Dalam suasana kantuk yang menyergap tubuh saya, ternyata di depan saya, Kak Shenna sang Project Officer sedang berpikir keras untuk menentukan nilainya. Saya hanya malu, ternyata sampai segitunya ya untuk menentukan nilai,

Menjadi seorang panitia ospek fakultas,
Ketika kita sepakat untuk menanamkan 6S (Salam, sapa, sopan, santun, senyum dan semangat) kepada warga FKM, satu minggu kebelakang saya sadar bahwa yang pertama kali harus melakukannya adalah panitianya. Maka, saat itu saya belajar untuk menerapkan 6S kepada seluruh sivitas akademia di FKM. Dari mulai saya turun dari motor kepada satpam, kepada cleaning service yang sejak pagi sudah datang untuk bersih-bersih, kepada mas penjanga mahalum, kepada teman sejawat, kepada kakak kelas yang mungkin belum saya kenali, kepada anak ekstensi dan S2, kepada adik SMK yang sedang magang, kepada dosen-dosen yang mungkin belum saya kenali. Dimulai dari hal sesederhana itu, tersenyum saat lewat, menanyakan kabarnya. Awalnya agak malas karena berpikir "ngapain nyapa orang yang ga kita kenal atau ngapain nyapa mas-mas CS, ntar digodian gitu." Nyatanya, saya merasa hati saya menjadi lebih luas setelah melakukan hal tersebut. Saya jadi lebih bisa ngobrol sedikit dan berbincang-bincang serta menambah relasi baru. Ah iya, setahun yang lalu bukankah saya pernah diajari hal tersebut namun saya abaikan?

Ketika kita sepakat untuk mengadakan dinamika angkatan, saya sungguh berapi-api ketika mengetahui bagaimana cara seluruh panitia menyusunnya. Dari mulai menganalisis sikap para mahasiswa baru, lalu berusaha mencari alternatif cara penanaman nilai bersatu, bagaimana cara membangun suasana haru, bagaimana membangun kesadaran mereka untuk serius mengikuti rangkaian okk, bagaimana pendekatan yang tepat, bagaiama komdis akan menjadi orang yang paling dominan, yang memikirkan setiap kata yang akan terucap, belajar memanusiakan manusia. Oh, sampai segitunya ya.. tidak ada drama disini, yang ada adalah niat tulus untuk membuat kalian sadar bahwa dunia perkuliahan itu berat tak bisa main-main.

Ketika kita sedang berdiskusi tentang tugas untuk maba, sesungguhnya ada rasa yang membuncah dalam hati saya. Setiap detil tugas yang diberikan panitia memiliki esensi yang jelas, dipikirkan berbagai manfaatnya, apakah menyusahkan dan memungkinkan atau tidak untuk dikerjakan, pemilihan kata di dalam booklet juga dibaca dan direvisi satu per satu. Seperti tugas membuat lifeplan seumur hidup, lifeplan mingguan, wawancara, datang ke perpustakaan, tugas resume, baca buku dsb. Hati saya membuncah sekaligus sedikit menyesal karena setahun yang lalu saya mengerjakan tugas tidak dengan sepenuh hati, saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya yang penting selesai. Maka, hari ini aku kembali belajar untuk menerapkan kebiasaan baik seperti menyusun jadwal dan menetapkan mimpi.

Ketika dalam waktu 3 hari saya serta teman-teman seminar harus menghubungi 10 orang pembicara penting untuk menjadi pengenal sistem akademik fakultas, tak terhitung peluh yang keluar, rasa ingin berontak dan marah karena sebegitu mendadaknya. Mungkin salah saya yang tidak memfollow up lebih jauh, tapi saya merasa begitu banyak belajar di seminar PSAF. Bagaimana cara berkoordinasi dengan baik dengan dosen, staf perlap, teknisi, bagaimana harus bertindak cepat, kita sebagai mahasiswa harus memiliki pandangan yang luas dan jelas dalam menyampaikan sesuatu. Ya, di PSAF hari senin, rasanya badan seperti di cincang-cincang. Overall, saya senang karena di akhir pertemuan, dua dosen kece fkm bilang gini "Sukses yaa acaranya. Keren kamu bisa bikin acara kaya gini.."

Saya merasa sangat banyak tamparan yang diberikan kepada saya. Rasa sesal itu ada tapi saya gamau kalian kaya gitu adik-adik. Semangat untuk berkembang menjadi mahasiswa seutuhnya:)

Big thanks to:
Kak Shenna yang mempercayaiku menjadi PJ seminar
Anak-anak seminar, Putri, Apria Retno yang udah abis-abisan buat bikin semua ini
Kak khansa: yang selalu mau memberi masukan terkait materi dan beberapa saran referensi malam.
Kak Ojan yang selalu totalitas sampe-sampe ga mandi
Udin yang loyal ngebuat akhirnya saya nyaman dengan panitia lainnya
dan jajaran panitia lainnya.

MASIH ADA MABIM DAN MAGANG. SEMANGAT!

Monday, August 17, 2015

Satu Bulan Kebelakang

Halo, Assalamualaikum.wr.wb

Lama tak bersua, terakhir ngepos tentang embah. Dan hari ini ternyata embah masih harus dirawat di rumah sakit, hampir sebulan. Karena menulis salah satu cara untuk melepaskan derap hati, menulis sebuah cara menyalurkan rasa, menulis adalah cara berbagi kebahagiaan atau kegelisahan, dengan sekadar menulis, boleh jadi aku kembali belajar bahwa ada banyak hal yang telah aku lalui.

Sebulan ke belakang, aku sedang sibuk mengurus dua acara sekaligus. sok-sok gaya begitulah, ada FRONTIER dan OKK. Kebetulannya dapet job yang sama, sama-sama PJ Seminar.  Hari seminarnya cuma beda sehari, ngeri-ngeri sedap coy. Jadi, ada Gathering Maba 1 hari Jumat 8 Agustus 2015 dan esok harinya, Sabtu 9 Agustus 2015 ada seminar Epidemi Tembakau. Lebih wownya lagi momen ini H-beberapa hari menjelang UAS semester pendek:")

Seru sih. Meskipun dari bulan-bulan sebelumya ga tenang karena pembicara ga ngasih kepastian, TOR belum kelar, fixasi tanggal belum jadi dan momen liburan yang hancur berantakan karena sederet kegiatan ini.
Ga kurang dari  10 hari pasca lebaran udah berkutat bolak-balik kampus buat ngurus ini itu. Bye bye jalan-jalan sama temen, jadi wacana semua deh wkwk.
Disini for the first time ngubungin professor secara langsung, email-emailan langsung loh~ sama Prof Ascobat Gani, salah satu orang yang jiwa kesmasnya luar biasa banget, udah keliling indonesia buat nyari tau akar masalah kesehatan di Indonesia, nerbitin buku pula. Iya, meski cuma jadi korban PHP karena dia membatalkan menjadi pembicara OKK H-satu minggu. Aku sudah bahagia dipanggil dear sama beliau~~

Kalau seminar Epidemi tembakau, hal yang unforgetable adalah waktu ketemu Bu Widyastuti Soerjo, salah satu pemrakarsa adanya gambar seram yang cukup besar di bungkus rokok. Beliau merupakan salah satu pengurus IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia). Orangnya zuper baik, kita yang masih receh ini sangat dihargai sama beliau, waktu minta tolong revisi TORnya wuih, detil abis. Mana suka senyum lagi, Dan dia sudah biasa mengampanyekan dan menjabarkan kebobrokan rokok di Indonesia. Aih Si Ibu, semoga kelak bisa menjadi orang yang bermnafaat macem Ibu Tuti:)

Ya, dan segala macam hal teknis yang gitu deh. Kecil tapi bikin puyeng. Bolak-balik backstage-operator. Tapi banyak banget hal yang bisa diambil. Mulai dari ilmu-ilmu pas seminar, bagaimana cara memperlakukan undangan, mempersiapkan cv dan materi pembicara dsb.
Terimakasih kepada Lala dan Ditha yang telah memberiku kesempatan ngurusin seminar nasional yang gils banget ini.
Terimakasih kepada Kak Shenna yang telah memberi kesempatan mengurus seminar Proud to be Public Health serta anak-anakku di seminar, Putri, Apria dan Retno. Yeyy. Semangat geng, ini baru satu seminar. Masih ada delapan lagii haha.

Mengurus dua hal diatas sesungguhnya sangat memakan waktu. Berangkat pagi sekali dan pulang malam sekali, bahkan beberapa malam aku tidak pulang. Resiko mungkin ya, namun tetap saja batinku berteriak, ada rasa yang berbeda. Di rumah, kini dua adikku besar sendiri. Terkadang, aku merasa bersalah ketika sampai rumah mereka sudah tidur. Rumah sepi setelah beberapa minggu yang lalu ramai oleh celotehan kami berlima. Kami sudah kembali ke habitat masing-masing. Nida di Solo, Abdan di serpong dan aku di depok. Huury berkata "Sebenenya Uli gamau ngizinin tuh Ka nida sama bang adan pulang. Ka Silmy juga jangan balik ke IQF dong. Nanti Uli cuma berdua kakak Oi. Ummi masih dirumah sakit. Kan Uli sedih besok-besok pas masuk sekolah.." 
Aih, hati kakak mana yang ga teriris dibilang kaya gitu. Sayang banget sama Huury, tapi mau bagaimana lagi?
Ya, jadi sekali-sekali ketika senggang aku ajak dia ngobrol, bermain, jajan, ngocol-ngocolan sambil memasukkan nilai-nilai ke dia. Cuma itu yang bisa Ka silmy kasih buat kamu untuk saat ini sayang. Akan Ka silmy usahakan selalu ada buat kamu. Maaf yaa kalo ka silmy belum jadi kakak yang baik buat uli:"""

Di tempat yang berbeda, di sebuah kamar di lantai 7 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Ummi sedang menjaga embah Kakung. Hampir sebulan rupanya. Pasca operasi di awal bulan lalu, ternyata penyakit lain mulai menampakkan taringnya. Paru-paru embah yang mantan perokok, harus dirawat, maka datanglah dokter spesialis paru-paru. Lalu, ada juga dokter dari Rehabilitasi medik, membantu embah untuk menerapi kakinya agar bisa duduk dan harapannya bisa berjalan lagi, namun embahnya enggan. Datang pula dokter psikiatrik, yang bertanya kondisi kejiwaan embah, terkadang embah sudah ngaco ngomongnya. Dari geriatrik, karena embah udah tua katanya. Ada lagi dokter penyakit dalam, memeriksa tiap bagian yang sakit. Juga dokter bedah plastik, tiduran terus menerus membuat bokong embah luka, cukup besar lukanya sehingga harus diberi perawatan.

Ya Rabb, Cipto itu rumah sakit yang keren banget ya. Lengkap banget, plus-plus. Tapi sebaik-baiknya rumah sakit, selalu ada luka di dalamnya. Muncul berbagai pertanyaan, "Kenapa embah jadi kemana-mana sakitnya? kenapa sampe banyak banget dokter yang nanganin? kapan sembuhnya ya Allah? Kasian embah."
Ummi juga, sudah seminggu kebelakang ummi merawat embah sendiri, pakde yugo harus kembali ke semarang untuk mengurus pekerjaannya. Aku.... sesungguhnya ga tega ngeliat ummi full disana. Ada kekhawatiran lain menerpa. Ditambah, kondisi fisik embah yang serba ngga nyaman menuntut penjaganya untuk mau disuruh-suruh. Untuk beberapa waktu, aku sempat menjaga embah. aku gabisa ngelakuin apa-apa selain stay didepan kasurnya. Entah minta digeser setiap satu menit sekali, minta dinaikin agak keatas, minta digarukin, dipakein balsem, makan, minum dsb. Aku aja lelah, gimana ummi? Ya Allah, kuatkanlah ummiku.

Pada akhirnya aku belajar tentang kesabaran.
Terkadang, ada hal yang membuat kita tidak dapat memilih.
Ada hal yang memaksa kita untuk tetap melakukan sesuatu yang kurang nyaman menurut kita
Ada hal yang membuat kita harus susah payah melawan nafsu yang berteriak 'berhenti saja'
Ada hal yang  menjadikan kita lemah dan berkali-kali harus mencoba menguatkan diri sendiri

Maka, berulang kali aku berdoa "Ya Allah, semoga yang aku lakukan tidak sia-sia."
Semoga serentetan ujian yang Allah beri ini justru menguatkan langkah-langkah kita kedepannya, membuat segala sesuatunya menjadi lebih barokah. 

Rumah sakit memang tempat yang sungguh tidak nyaman untuk pasien dan keluarganya. Rasanya ingin segera pulang. Namun, apa boleh di kata jika kenyataannya harus tetap disana? belum sembuh.

Kuatkan Ummi ya Allah. Semoga embah bisa segera pulih dan bisa kembali berkumpul di rumah:")
Karena aku rindu rumah yang ramai mi~


Oiyaaa Happy Independent Day!
Sejujurnya selalu menunggu tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Namun entah kenapa 17an tahun ini cuma sebentar keluar lalu mengendap di rumah. Meskipun begitu, tidak mengurangi esensi kemerdekaan buat saya. Karena buat saya, kemerdekaan itu bukan hanya seleberasinya tapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita mengisinya. Selamat bekerja! Cinta Indonesia apa adanya <3 p="">
Salam sayang,
Silmy Kaaffah