Thursday, June 28, 2012

Wednesday, June 27, 2012

Rsra dan Cintanya yang Hilang



“APA HIDUP ITU ADIL?” Tanyaku pada langit yang luas namun tetap membisu.
            “TOLONG JAWAB AKU! APA IYA MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK DIPISAHKAN?” sekali lagi aku berteriak kencang penuh luapan emosi. Langit masih beku, aku berada di atap rumahku malam ini. Kepalaku pening dan hatiku terbakar sempurna dengan berbagai pertanyaan mengembara di dalam hatiku.
            Satu minggu berlalu semenjak kematian ibu dan ayahku. Kabar yang begitu mendadak yang membuatku ingin mati saat itu juga. Luka itu masih jelas bertengger di aliran darahku.
            “Ra, kamu harus pulang sekarang cepat!” Bu Meisha tetanggaku menelponku yang saat itu dalam pelajaran fisika.
            “Tapi ada apa?” tanyaku penuh tanda tanya.
            “Kamu cepat sampai, itu akan lebih baik. Sekarang bergegaslah.” Ucapnya pendek. “Klik!” telpon dimatikan.
            Tiba-tiba saja hatiku resah tak karuan. Bayangan mama dan papa yang akan ku jemput nanti sore setelah menjenguk nenek di Medan menari-nari cemas. Entahlah, segera ku singkirkan segala pikiran buruk itu. Lantas aku membereskan bukuku dan segera pulang. “Tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Bu Meisha Cuma orang lebay, gak ada apa-apa. Santai Ra. Santai, tetep positif thingking.”
            Aku sampai di depan gangku yang sudah penuh oleh orang berbaju hitam. “Tidak, tidak mungkin.” Mbok Inem yang meninggal mungkin, sergahku menyingkirkan pikiran buruk itu. Namun semua itu terasa percuma saat aku mendapati justru rumahku yang sesak oleh para tetangga.
            “Tes..” bulir bening menetes begitu cepat. “Bu, Yah.. ini bukan sungguhan kan? Semua hanya permainan kan?” pandanganku lurus pada dua sosok manusia dingin didepanku. Aku sungguh tak dapat berkata-kata lagi. Ya, kebahagiaanku terenggut begitu saja dengan kecelakaan mobil yang saat itu juga menewaskan ayah dan ibu. Entah siapa yang akan bertanggungjawab. Entah bagaimana aku, entahlah, entah, entah.. teriakku perih.
Malam semakin larut, bintang bersinar menebarkan titik-titik cahaya menawan. Sangat indah, namun hatiku terlanjur perih. Aku memejamkan mataku. “Tuhan, tolong aku, jawab pertanyaanku. Apa ini adil untukku? Aku salahku? Bagaimana aku akan melanjutkan hidupku? Atau aku harus menyusul ibu dan ayah? Karena aku tak punya siapa-siapa lagi Tuhan..” lirih aku bersuara.

Aku terus menyepi sendiri dalam gelapnya malam, tak peri, aku sungguh tak ingin beranjak dari atap rumah ini, aku hanya ingin ditemani bulan dan titik-titik bintang juga bersama luka perihku. Tatapanku lurus ke depan, kosong.
***
Dua minggu aku masih saja begini, hidupku sungguh menyedihkan. Aku tidak sekolah, aku makan dua suap saja, tak mandi dan tak ingin melakukan apapun. Aku hanya disini, di atap rumah dengan kesendirianku.
Untuk apa aku sekolah jika tak ada ayah dan ibu? Siapa pula yang akan aku tunjukkan tinta emasku nanti? Aku hanya ingin menatap langit, pagi, siang, senja dan malam. Ibu, ayah aku ingin kau peluk lagi.
Tiba-tiba seseorang muncul dari belakangku, ia tersenyum sangat manis. Sepertinya ia manusia yang paling bahagia. Aku melihatnya kecut, cuih ini sungguh tak adil bagiku, anak paling sedih sedunia.
“Rara, kehilangan adalah suatu hal yang sangat wajar dalam kehidupan. Semua orang pasti mengalaminya, namun tak lantas..”
“Siapa kau berani-beraninya mengajariku arti kehilangan? Apa kau tak melihat bagaimana menderitanya aku kehilangan cinta dari orang yang sangat ku kasihi?” potongku tak sabaran.
“Namun tak lantas hidup ini berakhir. Hidup merupakan sebuah perjalanan panjang, dalam sebuah perjalanan semua tak akan seperti yang kita harapkan. Ada kalanya kita terjatuh namun saat kita terjatuh kita akan belajar untuk lebih hati-hati lain kali. Ada pula kala kita kehabisan bekal, maka itu kita harus berusaha mencari makanan lain untuk tetap bertahan hidup, bukan justru diam dan pasrah menunggu datangnya makanan. Meski semua terasa buntu karena tidak ada lagi jalan didepan kita, tapi sungguh masih ada kesempatan kita mencari jalan lain untuk kembali, kembali melakukan perjalanan itu.”
“Tapi mengapa harus aku yang dipilih untuk kehilangan ibu dan ayah? Saat aku sangat membutuhkan mereka. Membutuhkan cintanya.”
“Kehilangan orang yang kita sayangi tak lantas menghilangkan cinta mereka. Kehilangan adalah pembuktian cinta kita kepadanya, seberapa besar cinta itu membuat kita bertahan dalam kesendirian. Kehilangan adalah kekuatan dalam kepayahan, menumbuhkan sisa asa untuk tumbuh subur kembali. Kehilangan hanya akan membuat secara fisik kita tak lagi bertemu, tak bertemu orang yang kita cintai. Bukan tak bertemu dengan diri kita, tidak akan menjadikan diri kita hilang ditelan kehilangan. Sungguh kehilangan adalah kesederhanaan yang perlu kau rangkum dalam goresan kebaikan yang penuh.”
Hatiku bergetar, iya sungguh aku telah kehilangan diriku selama ini. Sebenarnya apa yang aku cari dari kehilangan ibu dan ayah?
“Kau adalah makhluk pilihan Tuhan, kau sungguh anak yang manis yang Ia janjikan kebahagiaan suatu saat nanti atas usahamu. Bukan Tuhan tak sayang kepadamu, tapi justru Ia sangat mencintaimu.”
Ada desir halus yang mengalir pelan, menyejukkan. “Taappii, siapa kau?”
“Aku adalah langit yang selalu kau pandangi setiap waktu. Aku selalu melihat rona keikhlasan di wajah sendumu itu meski dengan keras kau katakan ‘Aku tak pernah menerima takdir ini’  namun jauh di ruang kecil hatimu kau selalu ikhlas atas apa-apa yang Tuhan berikan untukmu. Maka kembalilah, kembalilah kepada keikhlasan,” ia pergi hilang.
Aku memandangnya jauh, langit. Sungguh aku tak pernah menyangka kau begitu memperhatikan anak sendu ini. Dan aku baru menyadari banyak cinta yang terhampar luas, aku akan mencarinya dalam keikhlasan dan kesederhanaan.
Lalu aku berdiri tegak diatas genting, dengan berbagai harapan dan mimpi kecilku. Meski belum sepenuhnya hati ini menerima, tapi aku ingin membuktikan cintaku pada ibu dan ayah, tentunya aku tak ingin mengecewakan Tuhan yang telah memilihku.
Aku semakin tinggi, bersiap seperti ingin terbang bersama mimpiku. Namun kaki ini tak sampai menyentuh atap. Kakiku tergelincir, tubuh ini melayang bersama mimpiku. Tubuh ini makin dekat dengan tanah, satu detik, dua detik, “Tuhan, andai aku harus mati aku ingin mati bersama mimpiku.”


Cerpen @Marbels edisi 2 tp 2011-2012

dan....

Subhanallah, makasih ya Allah seneng aja bisa nulis cerpen dan dapet tanggapan positif. cuma mikir aja gimana berkarya kedepannya. syemangat


 

Monday, June 25, 2012

Dauroh Tarqiyah 2


Sabtu, 23 Juni 2012
Harusnya hari ini hari istirahat buat aku, senin sampe rabu udah sanlat, kamis remed dari pagi, jumat ada lomba MHQ di 28. Yaaps, pas bangunpun kepala keliyengan, pusing banget, aku butuh tidur ya Allah..
Well, mau gamau suka ngga suka tahsin, biasa deh dengan ngantuknya, jujur banget aku ngga mau kaya gini tapi karena emang kondisi jadilah seperti ini. DT, akupun bingung itu apa, gimana dan mau apa? Yang jelas Cuma mau ngikutin rangkaian acara ini aja.
Sampai di sekolah jam setengah 9, nggatau ide dari mana aku ngusulin patungan buat beli snack rame-rame, 5 ribu dan jadi dapet lays, roti, permen, kusuka. Aseeek~ dan ngeliat adek2 45 lagi bikin nametag. Nostalgia parah. Sampe akhirnya ka fitri dateng, aku sholat dhuha, dalam doaku, aku ingin ini semua ikhlas padaMu ya Allah..
Kita jalan ke UI, naik kereta. Sampe di stasiun himma udah males banget, ngeselin mukanya hehe. Oiya belum nyebutin siapa aja yang ikut, aku, septi, kenny, himma, mifta, yuni, asri, rizka, fika, syifa, dan iir. Agak kecewa karena Cuma sedikit yang bisa ikut. Tapi ya syemangat. Ternyata naik kereta commuter enak, adeeem cuy. 6000 aja.
Kita turun di pondok cina, lalu jalan ke masjid UI, di jalan fika bawel sangat. Septi dan aku jalan berdua didepan dan ngobrolin banyak hal. Udah di UI, kita nyetorin hafalan hadits arbain 1 yang disuruh kakaknya, Innamal a’malu binniat. Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung niatnya. Jadi ngaca sendiri seberapa sering niat aku belok-belok. Istighfar. Alhamdulillah pernah ngafalin haditsnya jadi aku nyetor pertama. Kepala masih pusing, tiduran sebentar, dibilang kebo -_-
Sholat zuhur, dan perjalanan ke lokasi presentasi materi. Jadi pas briefing DT, kita disuruh jaulah ke ustazah, kebetulan kelompok 2, aku sama septi dapet materi tentang  fiqih wanita, tapi kelompoknya himma nimbrung-nimbrung haha. Kita naik angkot ke kampung tengah. Nyari rumahnya ustazahnya dan tererett ada poster hidayat didik, ngerasa saudara aja jadinya~
Langsung kenalan, dikasih minum, makanan. Wahaha. Kenapa kita belajar fiqih? Karena setiap amal itu jika dikerjakan harus disertai niat dan tata cara yang benar, fiqih adalah ilmunya. Kenapa wanita? Karena wanita dan pria sungguh berbeda karakteristiknya dan Allah benar-benar menghargai wanita sebagai makhluknya hingga memberikan berbagai kekhususan, misalnya masalah haidh, nifas dan berdandan. Dan beragam bahasannya, aku terpesona, seneng aja bisa mendengar secara langsung ustazah berbicara, bertanya hal-hal kecil dan berbagi, sampai akhirnya aku memberanikan diri bertanya masalah “politik di lingkungan sekolah” dan ia secara terbuka menjabarkannya. Karena bila kita memilih pemimpin yang baik kita dapet pahala karena berperan serta membuat perubahan. Yaa, silmy selalu senang berbicara masalah ini sekaligus miris ngeliat keadaannya. Semoga dunia ini ngga membuat orang trauma yaa. Balik lagi ke fiqih, fiqih wanita menjaga sangat masalah keturunan, nasab dan hak-haknya sehingga Allah membuat berbagai peraturannya. Selesai jaulah, pikiranku melayang, i must writting, i must dakwah, i must be daiyahJ karena dakwah adalah kewajiban.
Well, banyak yang didapet dari jaulah harus dipresentasiin siang itu, dan aku kena banyak holalala kalian ini memanfaatkanku. Dan yang lucu, kita kan ribut, bawa barang bawaan yang banyak, tiker juga lagi. Lewat perpus ui, waah keren banget! Kita teriak-teriak, dan mifta said “GUNUNG!” maksudnya kita (akhwat2) udah kaya orang gunung u,u haha. Norak banget dan aku baru sadar pas mifta ngomong haha. Sampe di lokasi presentasi, septi ngomong “hey, ada makhluk kasar (re:ikhwan)! Ayo istighfar!” ngakak rame-rame. Dan terakhir aku kena diketawain “wah rumputnya bagus warnanya. Rumput jakarta sama rumput depok beda yaa~” duh, mati kutu diketawain sama yang lain huhuhuhu.
Oiya pas presentasi ada yang bikin aku agak kaget adalah seorang ikhwan berbicara tentang calon nomer 4, nggakaruan rasanya, ya Allah dia teman perjuangan. Terus ketawa karena kita dari kemarin ngomongin itu. Dan aku nambahin beberapa kata. Siplah, subhanallah hari ini belajar mengisi materi. Harus ada yang bisa diambil hari ini.
dan ngga ngerti lagi deh. Baru sadar fika pake rok. Dan kamu tau? Itu roknya lila dia minjem, jadi malu pika niat banget sampe minjem. Lah aku? Packing aja jam 9 malem. Terus jalan muter pas awal jalan aku kira kita nyari musholla buat sholat, nggataunya kita disuruh jalan sendiri ke yayasan darur abidin, didaerah kukusan. Jauuuuh sangat, pas nyasar di politeknik dan jalanan kecil samping ui yang teramat sangat jauh dan ditempuh dengan jalan kaki. Sampe ketemu angkot D-01 dan semuanya tepar. Ya Allah, keringat ini, rasa lelah ini, semoga dibalas setimpal olehMu..
di masjidnya, kita sholat dan materi lagi. Dari ustadz ismad syah. Tentang dakwah fadiyah, apa itu? Dakwah dengan pendekatan personal. Pendekatan dari individu ke individu. Ya, jadi semangat sendiri gimana cara membaur tapi tak melebur. Gimana kita dakwah ngga Cuma sama orang berjilbab, tapi lebih sama anak-anak yang membutuhkan. Lebih perhatian.. Teruus fika nanya gimana caranya berhubungan sama noni, jadi sedih aja dia temen dari dulu tapi jarang ngobrol serius sama dia~ ah pikeeey love you ah.
Laluu, azan maghrib, kita sholat maghrib berjamaah. Berasa banget feel kita sebagai hamba. Setelah itu tilawah. Dibacain peraturan DT2, 1. Menjaga kebersihan masjid, 2. Menutup aurat 3. Memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat 4. Serius dalam mendengarkan materi Dan 5. Tidak boleh menggunakan hp saat acara berlangsung dan Lupa ._. maaf ya teman-teman. Pokoknya intinya bagus banget peraturannya.
Hari ini insyaAllah 1 juz, terus kepikiran mau murojaah hafalan juz 28. Setetes air mata tertoreh di pipi, aku yang mengaku kader dakwah, aku yang berkoar-koar mengenai sholat dan menutup aurat, tidak lancar alias lupa-lupa akan surat Al-Mujadillah yang dulu pernah dihafal, sungguh sreset sreset menyelinapi hatiku. Allah, maafin silmy, selama ini kadang silmy lupa murojaah, silmy terlalu sibuk sama rohis, silmy belum bisa jadi hamba yang baik:’(
Ditambah, setoran sama kak ana. Surat an-nas sampai adh-dhuha. Lagi-lagi jadi koreksi diri, banyak sekali bacaan aku yang masih salah, antara ha kecil dan Ha besar, makhroj hurufnya yang secara teori sudah ku pelajari. Kak, doakan aku biar bisa bagus bacaannya kaya kakak.
Sholat isya, lalu makan. Kalo kata septi “ini makanan kalo dirumah ngga kemakan, tapi disini dimakan aja.” Dan iir nambahin “kalo lagi begini mah apa aja jadi” yak, kita disuruh prihatin dan sadar bahwa hidup itu ngga selalu enak. Pas malem, muka kakaknya gaenak, daritadi aku sama fika ngomongin “kita mau diapain ya nanti?” dan entahlah apa yang terjadi malam nanti.
Materi malam, kak riaaaaaJ cantiknya dirimu. Dan ternyata kakak mentorku ini mengisi materi mengenai tawazun, yaitu keseimbangan dunia dan akhirat. Gimana seseorang harus seimbang antara fikriyah, jasadiyah dan ruhiyah. Persiapan juga gimana kita belajar pas kelas 3, ngga kaget sama ujian yang kata kak ria juga adalah ‘never ending story’ dan tetep gahul dan dakwah. Jangan mentang-mentang udah lepas amanah terus kita berenti dakwah, insyaAllah engga ya Allah.
Mata temen-temenku udah kedap-kedip, yuni malah udah tidur. Eh masih ada studi kasus ternyata. Aku kabagian kelompok sama septi, himma dan syyifa. Ngebahas gimana kalo ada yang waktu dikelas 3 udh sibuk banget buat belajar. Sementara kelompok lain tentang sekolah pindah ke binawan. Yaaaps itu berita hangat dan masih jadi pertanyaan besar buatku “akankah dakwah 14 hilang bersama hancurnya bangunan hijau ini?” insyaAllah tidak:D karena kami pilar-pilarnyaJ
Jam menunjukkan pukul 23.45 tiba-tiba aja waktu kita sudah bersiap untuk tidur “Kepada peserta DT 2 ditunggu di lapangan” terburu-burur kita lari dan baris 2 banjar, disitu ditanya kenapa peserta DT yang ikut Cuma sedikit? Dan kena iqob, sayangnya fika sakit, dia ke pinggir lapangan. Agak khawatir, Alhamdulillah gapapa. Dan ka fitri ngomong jleb sangaaat. Banyak banget yang bikin mikir, jujur waktu dikasih jarkoman tapi aku kurang serius ngajak mereka. Malah diana, smsnya nyampe apa engga aku ngga tau;( maaf ya aku belum jadi masulah yang baik. Akhirnya setelah prosesi menegangkan selesai, tidur dengan iqob 1 juz.
Bangun pagi jam 2, kepala masih pening, kantuk merajalela. Masih ingin berkemul dengan selimut. Selimut angin kali hehe orang tidurnya aja di tiker. Dengan nahan kantuk sangat, bangun dan tahajjud dan you know? Aku jadi imamnya. Ummi, anakmu ini jadi imam tahajjud. Tapi sangat ngantuk, berusaha banget supaya ga tidur, alhamdulillah bisa. Dan lucunya pas witir, yuni yang jadi imam bikin witir kaya sholat maghrib, akhirnya sujud sahwi deh.
Teng torerengg, jihadul lail is start. Dipanggil kebawah, kena iqob lari 10 kali dan jalan jongkok 2 kali. Lalala belum apa-apa udah pegel, ngambil slayer dan lilin minus 23, maaf kakak kami belum sigap. Ditutup matanya, dibacakan ayat mengenai penciptaan manusia, dan sebagai khalifah.. pos kedua menyobek daun tanpa ada orang yang tau, dan pas itu mifta ilang. Pos 3 ada jaring-jaring, tiba-tiba mifta ada lagi. Fika ngga ikut ditutup matanya tapi dia bantuin parah buat nyelesein game jaring, kita saling bantu buat nyebrangin akhwati lewat tali, main gendong-gendongan, mifta jadi tempat buat naik dan kita yang udah nyebrang nangkep, subhanallah, ini namanya ukhuwah. Keep istiqomah ukhti. Aku mencintaimu karena Allah.
Mata kita dibuka. Kita kembali ke mesjid. Ada pager, ketutup. Dan ada bendera kuning, awalnya ku kira ada tetangga yang meninggal tapi,,, look! Namaya syifa qurrota. Jadi merinding sendiri, pas naik tangga, 10 bendera kuning menanti. Ya Allah, namaku ada disitu. Entah siapa yang inisiatif ngerobek dan kita berpelukan ketakutan, Allah, ini belum saatnya bukan? Akhirnya pelan kami naik ke mesjid. Begitu sampai didepan masjid, “Astaghfirullah” sebuah benda putih mirip mayat tertidur ditengah masjid dikelilingi cahaya lilin. Dan kakak-kakak alumni mengerubunginya, kontan, semuanya menangis, fika, septi, himma, syifa, iir dan semuanya. Terlebih kenny, aku sungguh khawatir. Dia menangis sangaaat, diajak ngomong gamau, ya Allah ada apa ini, aku memeluknya tapi entahlah. Akhirnya aku kira kita disuruh sholat gataunya disuruh masuk. Dimuhasabah #jleb, sampai subuh dan kita sholat, aku ingin sholat dengan khusu’ ya Allah.. simpuhku. Tapi ngantuk ini udah kaya nguasain tubuhku. Syemangat silmy.
Kayanya setelah subuh udah pada niat tidur lagi, tapiii kakaknya punya cara jitu ngatasin kantuk kita games “tausiyah berantai’ jadi semua dari kita wajib ngasih tausiyah. Jadi melek semua kan? Mulai dari ka niroh, ka fitri yang ngomong “ilmu tanpa amal sama dengan nol tapi amal tanpa ilmu sama dengan bodoh” kak ana, himma, pika yang minta kata2 dari aku “sebaik-baik kesibukan adalah belajar dan mengajarkan Al-Qur’an”, syifa, rizka, mifta, kenny, septi, aku Cuma copas kata2nya ka ria “kesuksesan ngga bisa diraih sama orang manja.” Terus asri,yuni,iir, sampe kak mia yang pake pantun, kak azul, kak ayu yang lucu banget. Ah, kapan lagi momen ini? Nangis nih. Dan kepikiran bikin tausiyah kaya di ikhwan, bismillah yaaaJ
Selesai ini, makan nasi uduk enak banggget. Terus kaya teri dijemur, kita bergelimpangan tidur. Sampe jam 8an dibangunin buat outbond, alhamdulillah udah ganti jilbab nih, outbond dibagi jadi 2 kelompok. Aku bareng mifta, himma, syifa, fika dan yuni. Dan nggatau kenapa kelompok kita kalah melulu ._. dimulai dari failednya aku gara2 ngasih jawaban main komunigerak. Holalala. Maaf ukhti. Sampe main pindahin air pake tali rafia yang ditarik rame-rame dan main mecahin balon dapet score 400. Dan the last, sepertinya kakaknya sengaja mau buat kita mandi terigu, oper2an terigu pake tangan. Kontan, aku yang dibaris kedua mandi parah banget. Huaaaa ummi, tapi seruu *meskipunlagi-lagikalah. Semua kena terigu, aku sebar-sebarin terigu ke fika sama syifa yang belum terlalu kotor. Himma yang basah mukanya aku bilang “mau bikin bakwan bu?” hehe eh dia marah-marah, terus siram-siraman terigu sama kakaknya juga. Ummi, ukhuwah ini sangat terasa. Dan kita lewat dalam keadaan belepotan di mesjid ikhwan. Maluu, berebutan kamar mandi. Oiya the story of DT adalah kamar mandi tempat ngumpul kita. Asik banget. Dan semuanya terbuka disini. Gimana gaya-gaya akhwat pada mau mandi dengan muka belepotan terigu haha.
Selesai bersih-bersih ada materi lagi dari ustad bendri. Ngga ngerti materinya tentang apa, dan ujungnya baru dikasih tau ternyata tentang sirah nabawiyah. Rasulullah, makhluk sempurna yang sangat menghargai wanita.. akankah para ikhwan benar-benar meneladaninya? Yang begitu lembut dan penyayang, figur yang paling subhanallah dimuka bumi..
Usai materi sholat dan penutupan. Sharing2 masalah yang kurang dari acara ini. Dapet hadiah wafer khong guan. Asiih dibagi bu. Foto-foto sama bendera kuning dan salaman sama kakaknya. Kak, makasih banyak untuk semuanya, untuk marah-marahnya, untuk gamesnya, untuk materinya. Kami mencintaimu karena Allah..
Dan dengan langkah berat kami meninggalkan Darul Abidin. Di jalan, beli minum karena emang kita krisis minum dari awal. Beli teh rasanya aah, seger. Sepanjang jalan fika cerita soal kakak xxxxx yang subhanallah dan ngarep banget dia lewat terus ngeboncengin dia “heeeeh hijab!” tapi dia masih dnegan khayalannya sampe kita naik angkot bersebelas, sampe stasiun dan sampe kereta. Ya Allah dasar bocah “-_- abis DT bukannya iman yang naik malah rasa suka *eh. Gaboleh gitu, berdoa yang terbaik. Ya ngga pik?
Semua ini, makasihmakasihmakasih, semoga Allah memberkahi setiap langkah kita, menyatukan hati kita dan bisa menyebarkannya ke seluruh orang di 14J
Oiya pulang-pulang disambut adek ganteng abdan syakuro, dia rangking 1 dan juara harapan 1 MHQ 3 juz, cium peluk ngga berenti-berenti. Sayang banget sama adek yang satu ini, harapanku padamu nak.. hehe, malemnya makan kecil-kecilan diluar dan ketemu repin. Oalah dunia ini kecil ya,
See ya.
Wassalamualaikum,
25 juni 2012 22:51
 bersama bendera kuning

 diawal perjalanan menuju Darul Abidin


Sisa kenangan, saksi bisu

Friday, June 22, 2012

"Apabila selama ini usaha kita terasa sia, maka kembalilah. berkacalah, boleh jadi kita memang terbuai, boleh jadi iman kita sedang turun drastis, boleh jadi kita jauh dari Allah. Minimal masukkan Allah dalam relung hati kita, libatkan Ia dalam kegelisahan kita, tancapkan keyakinan bahwa Ia akan datang. dengan begitu mulailah buka lembaran-lembaran ayat kembali, selamilah, rasakan bahwa kita memang jauh dan ingin mendekat, seklai lagi minimal berawal dari hati kita maka genggam erat mereka yang belum mengerti, takusahlah pusing disana, mari perbaiki hatimu,"
-kutipan pas study tour

Tuesday, June 12, 2012

JOGJA-BANDUNG

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Bloggy jadi 4 hari ini ke Jogja, studytour and check this out ajadeh yaa

hari 1
kita berangkat sekitar jam 7an. agak telat dianter ummi harusnya jam 6 tapi pake acara ke ATM dulu, beli roti dulu dan segalanya sampe di BKN sepi, orang-orang udah pada di sekolah dan aku masukin koper ke bagasi. abis itu ada apel pelepasan dan doa bersama menjelang keberangkatan. berikut foto yang berhasil diambil oleh ummi sebelum keberangkatan


Setelah berfoto kita jalan ke bus, aku duduk sama rai di barisan ketiga kiri. Jadi bisa ngeliat ke jendela. Yap kita berangkat, di bus ada sensei, pak dedi, dan mam win. Nyetel film *apayajudulnya pokoknya bercertia tentang seseorang yang seperti bisa bermain dengan waktu 8 detik untuk memecahkan siapa yang mengebom kereta, cukup menegangkan.
Makan siang, nonton film lagi tentang simpanse yang ‘berbeda’ dan udah agak bikin ngantuk tapi ujungnya keren! Sepanjang jalan badan aku udah agak ngga fit, aku minum vitamin C, Habatussauda, dan Alhamdulillah sampai Jogja bisa bertahan walaupun dnegan cairan bening di hidung. Sampai di hotel intinya jam 23.15 check in ngambil kunci kamar dan bersih-bersih. Aku sekamar sama revinta, syifa dan amalia. Haha apalah ini, malem-malem belum pada tidur malah main ke kamarnya septi, memantau. Karena disini kita ngga Cuma seneng-seneng aja, tapi ada sesuatu yang harus diperhatikan lebih dalam.
Baru tidur sekitar jam setengah 2an.

Hari 2
Bangun kesiangan, jam setengah 5. Ngga sempet tahajjud lagi, Alhamdulillah malemnya udah tahajjud. Padahal kita punya banyak rencana. Ada ikhwan yang ngetok-ngetok pintu dan bangun!! Udah pagi, mentang-mentang lagi pada ngga sholat pada bangun siang. Mandinya antri. Dan dengerin ceritanya revin dan syifa duilee pusing tujuh keliling.
Sarapan dengan menu lontong sayur, enak:P dan the fully day is started.
Tujuan pertama adalah Kota Gede. Tempat kerajinan perak. Disana itu kita dikasih tau gimana perak yang bentuknya masih mentah sampai jadi cantik. Dan itu memang dibuat ngga pernah asal-asalan. Ada tekhnik dan ketelatenan. Sekitar 15 proses panjang terlewati untuk menghasilkan sebuah kerajinan. Coba menengok ke para pengrajinnya yuk, mereka rata-rata orangtua, dan asal kamu tau penghasilan mereka ngga lebih dari 10 ribu perhari. Tapi mereka ikhlas ngejalaninnya, “mau nggamau ya emang harus cukup neng,” ah, sreset sreset betapa kita harus banyak mengucap syukur.
Next ke keraton Yogyakarta. Disana ya layaknya tempat tinggal raja, istana. Tapi lebih kaya museum gitu banyak foto-foto, barang-barang kerajaan dan replika-replika. Kadang tertarik buat ngebaca dan ngebahas about it. Tapi waktu yang terbatas harus bikin kita buru-buru. Satu lagi yang kupelajari, bahwa kemarin kita belajar tentang budaya. Berkoar-koar temen sekelasku ngomong gimana budaya harus mulai dicintai. Tapi nyatanya sepengamatan aku rata-rata temen-temen yang datang kesini just fot take a picture. Lalu dimana pelajarannya? Dimana menghargai sejarahnya? Dimana kita bisa mencintai budaya tapi kita sendiri Cuma mau main-main aja. Ya, gitu. Sementara tour guidenya yang lagi-lagi sudha tua terus berbicara dengan beberapa (re:sedikit) orang yang mendengarkannya.
Sedikit kutipannya “Jogja itu awalnya ada dua wilayah, kalo sekarang ini namanya solo dan jogja. Mereke dibagi dua karena adanya perbedaan sikap melawan Belanda. Akhirnya solo luntang-lanting dan jogja mulai membuat keraton yang pada akhirnya meluas dan melusa dan jadilah kota Jogja ini.” Mbah, mbah, keriputmu moga dibalas setimpal oleh Allah.
Usai di keraton, kita sempet jajan cilok dan es dawet, itu enak sekali. Tapi masih dengan masalah yang sama masih muter-muter cari jalan untuk mendekat. Menunggu yang pada ke Taman Sari ya cerita-cerita sama Mam Win about love haha, lucu.
Makan siang, dan menuju Parangtritis. Pantai indah nan menawan. Pasirnya putih dan have fun. Main air, bikin tulisan-tulisan, foto.. pantai. Aku selalu menyukai tempat yang terbuka dimana kita bisa teriak, bisa mengekspresikan diri kita tanpa batas dan ikatan. Bisa melepas beban dan bertasbih karena terpesona akan keindahannya.
Dan sorenya, MALIOBORO. It’s time to hunting oleh-oleh. Ya. Buat ummi,abi,embah uti,embah kakung, nida,oi, huury, ais. Beli batik, kaos, sendal, dan rok! Semuanya cari yang bisa ditawar. Dan beli banyak belanjaan ngga sampai 200 ribu. Hehe, harus pandai-pandai nawar dan tekhniknya. Belanja itu baik asal ngga berlebihan dan sadar banget sebagai wanita belanja itu naluri. Tapi aku berharap ngga kebawa suasana yang mikirin diri sendiri aja, insyaAllah engga. Buat yang lain juga kok. Ngeliat nida, oi, ully dapet oleh-oleh, senyumnya, aah berasa bener-bener jadi kakak.
Acara terakhirnya makan malam bersama di restoran paradiso. Baru datang, disambut ucapan “Astaghfirullah..” dangdut beredendang dan mbak-mbaknya.. yaudah makan.jadi tiap kelas disuruh menunjukkan APSInya, tadi tarantula udah latihan dan belum fix-fix apa yang mau dinyanyiin. Akhirnya nyanyi lagu Ingatlah Hari Ini dan lagu dangdut lagi.
Dimulai dari Sos 1 membawakan dua lagu dangdut. Banyak yang menari-nari, ikut menyimak lagu. Aku sungguh khawatir.. Saat kita tertawa lepas tanpa beban, aku memandang diriku getir. Apa yang aku cari dari semua ini? Apa jua yang dapat aku lakukan saat ini. Tidak mungkin aku berteriak “hentikan!” dan aku hanya tertunduk lesu. Ditambah sebuah masalah dari Himma, diriku makin menjadi. Ya Allah, lindungi aku..
Acara selesai pukul 22.10 kembali ke bus, sekalipun banyak yang membuat dadaku bergejolak tapi kuakui, Tarantula kelasku memiliki daya tarik yang luar biasa, memliki kekuatan untuk menyatukan kami yang memang berbeda, lagu itu sukses dinyanyikan oleh kami. Semoga Jogja memang menjadi ajang untuk menyatukan kami lebih erat lagi.
Kembali ke hotel, dan sebuah pesan singkat masuk
“Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia) dan berpaling (dari akhirat),” (QS. Al-Anbiya:1)
Jleb. Aku sungguh tak ingin terbawa. Aku takut, boleh jadi ini semua hanya nafsuku yang bermain. Aku ingin kembali mengoreksi diri, seberapa besar niatku untuk Allah? Maka periksa lagi ibadahmu sil!

Hari 3
Banyak yang kesiangan, dan aku sampai mandi di tempat orang karena buru-buru. Packing. Semua siap, berasa apa ya, sekarang udah harus balik? Cepat sekali.
Tujuan pertama AAU (Akademi Angkatan Udara) jadi disetelin video gitu, sukses membuatku mengantuk karena emang kurang tidur. Tapi akhirya bisa menyimak dengan baik.
Ada satu kata-kata yang masih mengganjal, di AAU ngga boleh pake jilbab. Ah, masihkah seperti itu kawan? Sampai aku bertanya kakak yang kutanya tak memnerikan jawaban yang jelas. Cuma bisa doa suatu hari perempuan dengan jilbabnya bisa ikut terbang membawa pesawat.
Candi Borobudur, lagi-lagi situs sejarah yang menyimpan banyak pelajaran. Sayangnya tarantula ngga punya tour guide dan mencar-mencar. Fix, foto-foto aja. Tapi di terakhir denger seorang tour guide mwnghubungkan semua ini dengan Al-Qur;an jadi mau diskusi lebih jauh. Sayangnya belum sholat ashar dan muter-muter nyari mushollah.
Makan malam, sempet banyak sharing sama cecen tentang semuanya. Ah, aku lelah, tapi semua mesti dijalankan. Ikhlas dan ngga boleh ngeluh. Perjalanan panjang. Semua berlalu, momen haqqo main gitar dengan suara falsnya, fadel yang suka nyeplos dan bikin ketawa, hardi yang lebay. Rai yang suaranya bagus, alysa yang ikut nyanyi, revin dan niki yang ikut nyanyi tapi rada ribet dan anak-anak dibelakang yang aku yakin setia mendengarkan semuanya. Pasti suatu hari akan kangen suasana seperti ini,

Hari 4
Dan jam 2 malam bus berhenti di Tasikmalaya. Aku bangun, sweeping. Mandi jam 3 pagi, luarbiasa dingin. Ngobrol-ngobrol dengan muka beler. Balik ke bus dan tidur padahal rencana mau tuker kado. Sampai di geologi, mengamati fosil yang kata pak lilik entah itu asli atau bukan, proses pergerakan bumi dan bumi yang dibaratkan teko yang sedang dipanaskan. Didalam bumi amat panas tapi bisa ada air diatasnya. SubhanallahJ
Cihampelas, beli browniese amanda dan eskrim durian. Lalu tas kuning lucu banget.
Pelajarannya banyak! Karena diri ini udha berjanji tiap kejadian, momen atau apapun harus bawa bekal pulang kerumah agar sebuah perjalanan ngga sia-sia.
Sayang #tarantula #rohis14 #JS14 #xxxx semuanya, makasih 4 hari iniJ
Fotonya menyusul

Wednesday, June 6, 2012

Sayangg kalian semua:)