Thursday, March 4, 2010

Belajar dari yang telah tiada

Ia begitu lugu
tutur katanya lembut
dengan senyumannya yang begitu ringan
tawa kecilnya dengan beribu rasa
Terbang dengan sayap kecilnya kini

ia mungkin tak sama seperti kita
ia tidak sekolah
bukan karena malas
bukan karena tak ada kemauan
tapi karena sakit..
jantungnya sakit, bertahun-tahun
entah apa sebabnya
ia hanya tersenyum ketika aku bertanya
ia seolah tak merasa ada beban
padahal penyakit itu kini, atau satu detik kedepan mengancam hidupnya

entah ia mengerti atau tidak..
ia anak yang penurut
yang hanya tahu apa yang diperintahkan
berfikir seperti apa adanya
tak tersirat keinginan untuk lebih baik
yang ia jalani memang itu yang ada
sudah diberi oleh Allah, itu saja.

bersemangat untuk mengerjakan yang diperintahkan tanpa berkeluh kesah
berusaha yang terbaik untuk sesuatu yang ia anggap penting
dan semua orang penting baginya

22 tahun,
tak lebih umurnya..
dan tadi malam Allah telah memanggilnya
dengan cara yang amat baik
usai ucapkan kata La ilaa ha illallah..
ia menutup mata
nafasnya yang tersengal kini semakin pelan.. pelan.. dan pelan
Malaikat membawa ruhnya
entah dimana ia sekarang
aku hanya berdoa untuknya
semoga Allah mengampuni kesalahannya dan memasukkannya ke dalam golngan yang mulia.
Amiin.

aku berkaca..
aku menangis..
aku tersedu..

diriku..
bandingkan dengannya,

Sari Fatulillah..
5 Maret 2010

No comments:

Post a Comment