Betapa banyak tanda-tanda atau ayat-ayat Allah SWT yang bertebaran di alam semesta ini, karena sangat banyaknya hingga yang "terlihat" oleh manusia kebanyakan adalah sesuatu yang " biasa" saja, seakan memang seharusnya begitu adanya.
Manusia menjadi kurang bersyukur atas segala macam nikmatNya atau bahkan menjadi tak dapat "membaca" ayat-ayat Kauniyah yang ada di dalamnya. Nah Karena saya di Moskow, maka saya mengajak sahabat semua membaca ayat-ayat kauniyah yang ada.
Saat ini di Moskow sedang musim semi dan menjelang musim panas, namun tak ada salahnya saya berbagi dengan sahabat-sahabat semuanya mengenai musim gugur dan belajar pada musim gugur , yang memang nuansanya seperti religius.
Suasananya begitu menggugah suasana hati, terutama ketika daun-daun berguguran dan saat melihat daun mulai berwarna kuning kemerahan, ada suasana yang lain, ada suasana yang penuh keindahan dan terbentang lagi ayat-ayat atau tanda-tanda kekuasaanNya. Mari kita lihat bait bait berikut ini :
Ketika musim gugur tiba,
Daun berguguran ditiup angin utara,
Dengan girimis tipis,
Disambut kabut bak tirai perawan suci,
Daun berguguran satu demi satu menghujam bumi,
Berputar putar bak penari sufi dari Turki,
Melayang layang di udara sambil terus berputar berputar,
Mengucap tasbih yang hanya dimengerti olehNya sendiri,
Daun yang kuning kemerahan menebar keindahan ciptaan-Nya,
Menari nari dihadapanmu menunjukkan kekuasaan Illahi,
Yang kadang tertutup kabut cinta materi,
Hingga tak mengerti bahwa itu adalah amanah illahi,
Alhamdulilillah ya Illahi,
Kau ajarkan kembali nilai pengorbanan,
Dari daun yang berguguran yang rela menghujam bumi,
Karena menopang pohon induknya,
Dengan keyakinan akan kembali hijau di musim semi,
Tak apa kami berguguran,
Asal kau tetap berdiri tegak menghujam bumi,
Ada musim gugur di belahan bumi utara,
Ada musim semi di belahan bumi selatan,
Di saat bersamaan musim gugur dan musim semi,
Menari bersamaan membentuk keindahan alam,
Ada keindahan pada setiap musim yang diciptakanNya,
Daun yang kuning kemerahan,
Berjatuhan sambil melayang di udara,
Berputar-putar bak penari darwis yang sedang fana,
Sambil melantunkan tasbih,
Yang dimengerti olehNya sendiri,
Keindahan ciptaanNya,
Kau temukan juga saat daun berguguran,
Ntah berapa milyar daun berguguran di berbagai negeri,
Telah menciptakan suatu tarian sunyi,
Menimbulkan nyanyian simfoni yang bercitra tinggi,
Bagi yang mengerti dan memahami ayat-ayat Illahi,
Betapa besar ayat-ayatNya yang berteberan di jagat raya ini,
Termasuk saat daun yang berguguran,
Yang menari dan berputar sambil melayang dan bertasbih,
Dengan caranya sendiri dan dimengerti oleh-Nya,
Bagitu banyak ayat-ayatnya bertebaran di muka bumi,
Lalu nikmatNya yang mana lagi yang mau kau dustakan,
Ah… seandainya kau mengerti,
Ada Dia di balik setiap materi dan setiap kejadian yang terlihat alami,
Namun kau terkunci mati,
Karena mengejar materi yang tiada henti,
Lalu kapan kau kembali,
Pada Dia yang hakiki dan Abadi.
Daun yang berguguran,
Mengajari kembali jiwa-jiwa suci,
Bahwa ada hidup sesudah mati,
Ada musim semi setelah musim dingin,
Ada kehijuan mengganti dedaunan yang telah berguguran,
Di musim semi nanti.
Lukisan ke MahabesaranNya di musim gugur telah kembali,
Terpampang di setiap jalan yang kau lalui,
Membuka ketentraman jiwa dan hati,
Dengan daun yang berguguran,
Memompa para seniman untuk berkraesi kembali.
Ya illahi,
Dedaunan telah gugur dan terus bertasbih memuji-Mu,
Tasbih yang dimengerti oleh-Mu sendiri,
Memuji illahi dengan ketabahan yang sangat tinggi,
Dedaunan terus bernyanyi dipadang sunyi,
Sambil terus bertasbih,
Memuji karya illahi yang sudah mengabadi,
Terukir tajam dalam bumi,
Itulah karya Illahi,
Yang bercitra tinggi tanpa henti.
Demikianlah bumi terus berputar dan musim terus berganti, dengan belajar musim gugur, ada rasa optimis yang tinggi buat manusia yang mau mempelajari tanda-tanda atau ayat-ayat yang datang dariNya, itulah ayat-ayat kauniyah dari sekian banyaknya ayat-ayat kauniyah yang terbentang di alam semesta ini.
Ayat kauniyah yang terbentang di musim gugur adalah salah satu sikap yang mau berkurban untuk kehidupan bersama, diperlihatkan dengan sangat jelas ketika daun-daun berguguran, agar pohon induknya tidak mati. Dan pohon yang kelihatan mati tersebut, akan menghijau kembali di musim semi dan akan sangat lebat di musim panas. Allahu Akbar !
Ada filosofi yang terbungkus dalam musim gugur dan saat daun berguguran. Itu ayat-ayat kauniyah baru di musim gugur, belum lagi ayat- ayat kauniyah di musim dingin, musim semi dan musim panas. Banyak sekali ayatNya yang terbentang di sana.
Di negara yang mengenal empat musim, Allah lebih banyak "menebarkan" ayat-ayat kauniyah-NYa di bandingkan dengan negara-negara yang mengenal hanya dua musim, mengapa?
Ya karena disetiap musim yang berganti, kita akan dapat pembalajaran baru dariNya, karena disetiap musim mempunyai karakter sendiri-sendiri.
aku mengcopy dari salah seorang kakak rohis disekolahkuu,
yeay!
No comments:
Post a Comment