Thursday, June 26, 2014

Kunjungan Ke Pak Arifin

Bismillahirrohmanirrohim.
Pagi ini, libur. rencananya aku ingin bermalasan saja, tapi abi mengajak aku pergi menjenguk Pak Arifin, guru Al-Qur'an di SD-ku. Yasudah aku segera ganti baju dan bergegas pergi. Awalnya kami mendatangi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, di daerah Cawang, samping BNN. Rumah sakit ini bagus dan seperti rumah sakit baru, namun reatif sepi. Mungkin karena RS ini khusus menangani pasien dengan sakit otak #asumsi. Sampai disana ternyata Pak Arifin sudah pulang ke rumah. Yowes kami akhirnya ke rumah Pak Arifin.

Di rumah Pak Arifin, kami disambut baik dan hangat. Sebelum tumor otak menyerang Pak Arifin, abi dan Pak Arifin berteman dekat. Saat tahu kami datang menjenguk, Pak Arifin tiba-tiba terharu, apalagi saat tahu aku, Nida dan Abdan juga ikut. "Ini Ustadz, Abdan Syakuro, calon Al-Hafidz sepetri ustadz," ujar abi. "Sekarang dia masih dua pertiga Al-Qur'an. Doain aja ustadz biar selesai." lanjut abi.

Ku lihat jelas, dari pelupuk matanya cairan bening itu keluar. Namun, Pak Arifin buru-buru menghapusnya. "Semenjak sakit, saya jadi gampang terharu. Ya Allah Abdan.. kaifa hal? *terus ngomong pake bahasa arab yang saya gak ngerti artinya apa*"
Lalu obrolan kita mencair kemana-mana. Dari sekian banyak hal yg kami bicarakan, aku menarik benang merah yang sangat berharga.
"Hey, Abdan.. kalau mau berbakti kepada orang tua dengan sebenar-benarnya bakti, ya jadi hafidz. kenapa? karena nanti di akhirat, orang tua kita akan diberikan mahkota yang cahayanya sangat bersinar. saat itu orangtua kita akan bertanya, "Mengapa saya mendapatkan mahkota ini ya Allah?" jawabannya adalah karena memiliki anak yang menghafal dan mengamalkan Al-Qur'an. Orangtua kita nanti akan dijadikan seperti raja. Coba, bakti mana yang lebih baik dari ini?" nasihat Pak Arifin diselingi canda.

Ya Rabb, kamu tau bagaimana kondisi Pak Arifin saat ini? beliau masih terbaring di kasur. kedua bola matanya tak dapat melihat jelas siapa atau apa-apa yang ada di depan matanya. hanya bayangan. tangan kirinya masih lemah, sulit digerakkan. Empat hari yang lalu beliau selesai di operasi. Tumor itu hampir memenuhi setengah dari kepala Pak Arifin. Menyababkan sebelum di operasi beliau sulit berkomunikasi, tidak mengenal orang-orangyang datang, dan memorinya banyak yang hilang. Akhirnya operasi dilaksanakan, 60% tumor di otaknya diangkat.  Pada batok kepala bagian kirinya terdapat lubang-lubang, diambil dokter untuk diteliti karena para dokter belum tau penyebabnya. Jadi, Saat ini kepala pak arifin bagian depat tidak ada batoknya. cekung.
Namun luar biasanya usai operasi dilakukan, kemajuan pesat terjadi, keajaiban mungkin bisa ku bilang. Semuanya perlahan kembali. memori-memori di masa lalu, hafalan Al-Qur'annaya, kemampuan berbicara, makan dsb. Bahkan ha-hal kecil semasa beliau masih kecil, beliau ingat. Kejadian lucu saat abi dan pak Arifin sedang menjadi panitia sanlat, beliau ingat. Beliau juga masih sempat menguji hafalan Qur'an Abdan. Ya Rabb, kau kembalikan apa yang ingin kau kembalikan pada seseorang Ya Rabb.


Harapan kecil mungkin bagi keluarga Pak Arifin kalau beliau bisa sembuh seperti sediakala. tapi Engkau membuktikan dengan jelas, apapun bisa terjadi jika Engkau menghendaki. Dokterpun berkata, ini sungguh karunia, karena tidak jarang, usai operasi, pasien tidak mengalami kemajuan yang berarti. Tapi untuk Al-Hafidz, keluarga Allah. Kau selamatkan hafalannya, semoga setelah operasi lagi, keadaan Pak Arifin bisa benar-benar pulih. Syafakallah pak:)



Ya, hari ini aku belajar. bahwa segala sesuatu berada di tangan-Mu.
Engkau memberi, Engkau mengambil. Hanya kesabaran hamba-Mu yang Engkau tunggu.
Kepasrahan, keimanan, kedekatan dengan Al-Qur'an.
Sungguh, berikan kesempatan bagi hamba-Mu ini untuk terus belajar..




No comments:

Post a Comment