Bismillah.
Abis kelar Pemira nih. salah satu kepanitiaan yang paling paling di kampus. haha jadi ngerasain gimana rasanya dapet tekanan bertubi-tubi. ada masalah di pemira UInya, kasus black campaign, sikap jelas seorang panitia dan lain-lain. Lumayan lega sih, cuma ya pasti akan lebih banyak tantangan lain di hari-hari nanti.
Terus tiba-tiba random pengen nulis beginian. haha.
Dulu tuh rada males gitu kalo ngomongin masalah istri-istrian, nikah, punya anak, dan masalah sejenisnya. Sejujurnya kadang cuma suka ikut-ikutan aja ketawa dan ngatain orang. terus ngerusuh, padahal mah takut ngomongin begituan. apa ya sejenis belum mau memikirkan hal-hal seperti diatas. masih belum siap. ya meski emang belum waktunya juga..
Kalo suka baca tumblr atau dapet kiriman gambar dari orang tentang gimana jadi istri yang baik, parenting gitu-gitu saya mikirnya "yaelah bro, masih kuliah ngapain sih? apa mau nikah muda?" wkwk. pernah ga sih mikir kaya gitu? apa saya doang nih?
Etapi berkat pencerahan dari murabbi saya, saya jadi mikir berkali-kali mengenai masalah ini. tiga pertemuan, bahasannya sama. tentang bagaimana menghargai ibu kita dan menyiapkan diri kita untuk menjadi seorang ibu #haduhBuTutiEmangDeh. apa ya, insyaAllah menjadi seorang ibu adalah sesuatu yang memang akan dilalui seorang wanita, jika ia mau. Nah pertanyaannya, apakah saat menikah, persiapannya bisa dalam sekejap? ya enggalah.
Saat menikah, wanita itu bukan hanya jadi seorang istri yang baik buat suaminya, tapi juga soal menjadi ibu untuk anak-anaknya kelak. menjadi Ibu, tanggungjawabnya besar sekali, gabisa main-main. karena yang akan dihasilkan adalah anak-anak yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi besar dan menjadi manusia yang harus kita persiapkan karakter dan sifatnya, menjaga pergaulannya, mengajarinya banyak hal, memberikan contoh a sampai z, menanamkan nilai yang akan membawanya jadi individu yang berkualitas. bagaimana anak kita, tergantung bagaimana kita dan suami kita mendidiknya. ya, harapannya saat kita memiliki anak kan bukan sekadar mengantarnya menjadi besar, tapi juga bermanfaat untuk agama, nusa, bangsa dan dunia #hasek. makanya itu, perlu jelas kita mau mendidik anak seperti apa.
Saat menikah, wanita itu akan keluar dari rumahnya, ayah ibunya tidak lagi bertanggungjawab terhadapnya, namun pada suaminya, otomatis wanita harus taat dan berusaha menjadi wanita yang ga susah untuk dipertanggungjawabkan.
Saat menikah, itu bukan hanya soal menyatukan dua insan yang saling jatuh cinta, namun soal menyatukan dua keluarga besar dimana kita akan punya keluarga baru. akan ada ibu baru buat kita, ayah baru serta adik dan kakak baru. itu juga harus menyiapkan diri, mengenali mereka sampai akhirnya kita merasa benar-benar menjadi bagian anggota keluarga baru.
Saat menikah, seorang istri sebisa mungkin harus memilki penghasilan. bukan bekerja loh, memiliki penghasilan. yang pada akhirnya akan menjadi uang bersama antara suami dan istri. kan banyak istilah kalo suami kerja nyari uang buat istri, kalo istri nyari uang ya buat istrinya aja. tapi ternyata ga gitu gais, ketika seorang wanita bekerja dan memiliki penghasilan, setiap uang yang ia keluarkan untuk keperluan rumah tangga akan menjadi sedekahnya untuk keluarganya. jadi selalu dapat pahala:) nah, memilki penghasilan yang dimaksud ini kita bisa ngapain aja, bisa online shop, menulis, bikin usaha dirumah, catering, jahit dll. jadi, kita bisa lebih mudah bersedekah dan bonusnya bisa buat belanja-belanja~
Saat menikah, kita begitu bahagia karena pada akhirnya mendapatkan seorang imam yang InsyaAllah membimbing kita serta berjalan bersama menuju keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. #cocweet
gabakal galau lagi karena jomblo muluu, bakal ada orang yang bisa ngebuat kita nyaman, ngelindungin kita, berbagi cerita setiap waktu, yaa bisa dilanjutin sendiri deh enak-enaknya. haha.
tapi yang perlu diinget bahwa yang membuat kita bertahan sama pasangan kita itu bukan cinta, tapi kesetiaan dan kesabaran. setia karena akan terus bareng meski mungkin ada masalah, nah kesabarannya ini yang akan menjaga kita untuk bersikap bijak menghadapi masalah, ga gegabah dan akhirnya mau menyelesaikannya bareng-bareng. kalo gaada masalah ya, gausah hidup aja wkwk. jadi ya, coba tanya sama hati kamu sekarang apa kamu udah bisa bersikap bijak? kalo udah mungkin udah siap #eh
Menarik emang ngomongin masalah nikah. suka geli sendiri sebenernya. tapi, aware-lah! menikah itu bukan sesuatu yang main-main. kita mesti nyiapin hal itu sebisa yang kita bisa, minimal baca buku-buku mengenai parenting dan menjadi pasangan yang baik haha. percuma aja pinter kalo untuk masalah softskill yang kecil-kecil ga paham. apalagi sebagai wanita, banyak banget hal-hal kecil yang perlu disiapin meskipun nikahnya ga sekarang.....
Gils banget, ga nyangka bisa nulis hal kaya beginian-,- hal yang tabu untuk dibahas disini. tapi sesungguhnya gaada niat apa-apa selain pengen berbagi aja atas apa yang udah saya dapet, minimal ya berbagi sedikit pemahaman saya yang sejujurnya masih abstrak.
saya juga belum mau buru-buru nikah, tapi mulai mempersiapkannya dari sekarang. karena kalo ga sekarang ya mau kapan mulainya? mempersiapkan hati, jiwa, raga dan fisik itu. terutama hati, hahahaha. masih berusaha untuk menjalankan apa yang Ia perintahkan. menjaganya. karena kalo udah terlanjur jauh sama seseorang, saya khawatir saya gabisa ngejaga fitrah yang Allah kasih ke saya. maka dari itu mempersiapkan diri sebisa yang saya bisa itu adalah langkah yang bisa saya lakukan. mungkin teman-teman yang lain juga gitu, susah payah berdamai dengan hati, berusaha bersikap biasa atau bahkan mengabaikan. mungkin itu cara terbaik yang bisa kita lakukan ya gak teman-teman? *anak2grup wasap muncul*
Karena yakin saja, sejauh-jauh seseorang pergi, jika memang garis takdirnya sama dia ya dia akan kembali. tapi jangan fokus memperbaiki diri karena seseorang itu, karena kalo itu yang dikejar pada akhirnya kekecewaan yang kita dapatkan kalo mungkin Allah belum ngasih kita berjodoh sama doi. ya, belajar membersihkan hati ajalah. (sumpah ini gaya tulisannya bang Tere banget, tapi bener banget kok. kenyataannya memang seperti itu)
yowes untuk akhir postingan ini, saya cuma mau klarif lagi kalo saya nulis ini gakada maksud apa-apa. bukan kode semacemnya, jadi jangan dikatain yang aneh-aneh ya wkwk. saya juga sedang berusaha memperbaiki diri saya untuk seseorang yang Dia siapkan serta anak-anak saya kelak. jadi, jangan terlalu apatis ngomonin nikah dan juga jangan terlalu nafsu. Tenang aja, "Pemahaman yang baik akan mengantarkan kita untuk sampai di tujuan yang baik juga."
Jadi, Selamat berusaha memperbaiki diri dan belajar!
Selamat mulai UAS UI dan kampus lainnya. jangan baper ya baca postingan kaya ginian haha.
Yuk Belajar
Wassalamu'alaikum:)
Abis kelar Pemira nih. salah satu kepanitiaan yang paling paling di kampus. haha jadi ngerasain gimana rasanya dapet tekanan bertubi-tubi. ada masalah di pemira UInya, kasus black campaign, sikap jelas seorang panitia dan lain-lain. Lumayan lega sih, cuma ya pasti akan lebih banyak tantangan lain di hari-hari nanti.
Terus tiba-tiba random pengen nulis beginian. haha.
Dulu tuh rada males gitu kalo ngomongin masalah istri-istrian, nikah, punya anak, dan masalah sejenisnya. Sejujurnya kadang cuma suka ikut-ikutan aja ketawa dan ngatain orang. terus ngerusuh, padahal mah takut ngomongin begituan. apa ya sejenis belum mau memikirkan hal-hal seperti diatas. masih belum siap. ya meski emang belum waktunya juga..
Kalo suka baca tumblr atau dapet kiriman gambar dari orang tentang gimana jadi istri yang baik, parenting gitu-gitu saya mikirnya "yaelah bro, masih kuliah ngapain sih? apa mau nikah muda?" wkwk. pernah ga sih mikir kaya gitu? apa saya doang nih?
Etapi berkat pencerahan dari murabbi saya, saya jadi mikir berkali-kali mengenai masalah ini. tiga pertemuan, bahasannya sama. tentang bagaimana menghargai ibu kita dan menyiapkan diri kita untuk menjadi seorang ibu #haduhBuTutiEmangDeh. apa ya, insyaAllah menjadi seorang ibu adalah sesuatu yang memang akan dilalui seorang wanita, jika ia mau. Nah pertanyaannya, apakah saat menikah, persiapannya bisa dalam sekejap? ya enggalah.
Saat menikah, wanita itu bukan hanya jadi seorang istri yang baik buat suaminya, tapi juga soal menjadi ibu untuk anak-anaknya kelak. menjadi Ibu, tanggungjawabnya besar sekali, gabisa main-main. karena yang akan dihasilkan adalah anak-anak yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi besar dan menjadi manusia yang harus kita persiapkan karakter dan sifatnya, menjaga pergaulannya, mengajarinya banyak hal, memberikan contoh a sampai z, menanamkan nilai yang akan membawanya jadi individu yang berkualitas. bagaimana anak kita, tergantung bagaimana kita dan suami kita mendidiknya. ya, harapannya saat kita memiliki anak kan bukan sekadar mengantarnya menjadi besar, tapi juga bermanfaat untuk agama, nusa, bangsa dan dunia #hasek. makanya itu, perlu jelas kita mau mendidik anak seperti apa.
Saat menikah, wanita itu akan keluar dari rumahnya, ayah ibunya tidak lagi bertanggungjawab terhadapnya, namun pada suaminya, otomatis wanita harus taat dan berusaha menjadi wanita yang ga susah untuk dipertanggungjawabkan.
Saat menikah, itu bukan hanya soal menyatukan dua insan yang saling jatuh cinta, namun soal menyatukan dua keluarga besar dimana kita akan punya keluarga baru. akan ada ibu baru buat kita, ayah baru serta adik dan kakak baru. itu juga harus menyiapkan diri, mengenali mereka sampai akhirnya kita merasa benar-benar menjadi bagian anggota keluarga baru.
Saat menikah, seorang istri sebisa mungkin harus memilki penghasilan. bukan bekerja loh, memiliki penghasilan. yang pada akhirnya akan menjadi uang bersama antara suami dan istri. kan banyak istilah kalo suami kerja nyari uang buat istri, kalo istri nyari uang ya buat istrinya aja. tapi ternyata ga gitu gais, ketika seorang wanita bekerja dan memiliki penghasilan, setiap uang yang ia keluarkan untuk keperluan rumah tangga akan menjadi sedekahnya untuk keluarganya. jadi selalu dapat pahala:) nah, memilki penghasilan yang dimaksud ini kita bisa ngapain aja, bisa online shop, menulis, bikin usaha dirumah, catering, jahit dll. jadi, kita bisa lebih mudah bersedekah dan bonusnya bisa buat belanja-belanja~
Saat menikah, kita begitu bahagia karena pada akhirnya mendapatkan seorang imam yang InsyaAllah membimbing kita serta berjalan bersama menuju keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. #cocweet
gabakal galau lagi karena jomblo muluu, bakal ada orang yang bisa ngebuat kita nyaman, ngelindungin kita, berbagi cerita setiap waktu, yaa bisa dilanjutin sendiri deh enak-enaknya. haha.
tapi yang perlu diinget bahwa yang membuat kita bertahan sama pasangan kita itu bukan cinta, tapi kesetiaan dan kesabaran. setia karena akan terus bareng meski mungkin ada masalah, nah kesabarannya ini yang akan menjaga kita untuk bersikap bijak menghadapi masalah, ga gegabah dan akhirnya mau menyelesaikannya bareng-bareng. kalo gaada masalah ya, gausah hidup aja wkwk. jadi ya, coba tanya sama hati kamu sekarang apa kamu udah bisa bersikap bijak? kalo udah mungkin udah siap #eh
Menarik emang ngomongin masalah nikah. suka geli sendiri sebenernya. tapi, aware-lah! menikah itu bukan sesuatu yang main-main. kita mesti nyiapin hal itu sebisa yang kita bisa, minimal baca buku-buku mengenai parenting dan menjadi pasangan yang baik haha. percuma aja pinter kalo untuk masalah softskill yang kecil-kecil ga paham. apalagi sebagai wanita, banyak banget hal-hal kecil yang perlu disiapin meskipun nikahnya ga sekarang.....
Gils banget, ga nyangka bisa nulis hal kaya beginian-,- hal yang tabu untuk dibahas disini. tapi sesungguhnya gaada niat apa-apa selain pengen berbagi aja atas apa yang udah saya dapet, minimal ya berbagi sedikit pemahaman saya yang sejujurnya masih abstrak.
saya juga belum mau buru-buru nikah, tapi mulai mempersiapkannya dari sekarang. karena kalo ga sekarang ya mau kapan mulainya? mempersiapkan hati, jiwa, raga dan fisik itu. terutama hati, hahahaha. masih berusaha untuk menjalankan apa yang Ia perintahkan. menjaganya. karena kalo udah terlanjur jauh sama seseorang, saya khawatir saya gabisa ngejaga fitrah yang Allah kasih ke saya. maka dari itu mempersiapkan diri sebisa yang saya bisa itu adalah langkah yang bisa saya lakukan. mungkin teman-teman yang lain juga gitu, susah payah berdamai dengan hati, berusaha bersikap biasa atau bahkan mengabaikan. mungkin itu cara terbaik yang bisa kita lakukan ya gak teman-teman? *anak2grup wasap muncul*
Karena yakin saja, sejauh-jauh seseorang pergi, jika memang garis takdirnya sama dia ya dia akan kembali. tapi jangan fokus memperbaiki diri karena seseorang itu, karena kalo itu yang dikejar pada akhirnya kekecewaan yang kita dapatkan kalo mungkin Allah belum ngasih kita berjodoh sama doi. ya, belajar membersihkan hati ajalah. (sumpah ini gaya tulisannya bang Tere banget, tapi bener banget kok. kenyataannya memang seperti itu)
yowes untuk akhir postingan ini, saya cuma mau klarif lagi kalo saya nulis ini gakada maksud apa-apa. bukan kode semacemnya, jadi jangan dikatain yang aneh-aneh ya wkwk. saya juga sedang berusaha memperbaiki diri saya untuk seseorang yang Dia siapkan serta anak-anak saya kelak. jadi, jangan terlalu apatis ngomonin nikah dan juga jangan terlalu nafsu. Tenang aja, "Pemahaman yang baik akan mengantarkan kita untuk sampai di tujuan yang baik juga."
Jadi, Selamat berusaha memperbaiki diri dan belajar!
Selamat mulai UAS UI dan kampus lainnya. jangan baper ya baca postingan kaya ginian haha.
Yuk Belajar
Wassalamu'alaikum:)
Masalah hati, mending aku angkat tangan sajalah. Mengerikan memang, tak ada kuasa absolut di tangan kita sendiru. Tapi, satu yang mungkin menjadi kepastian. Hati akan selalu tetap mendukungmu jikalau seluruh organ tubuhmu mengakuinya. Semangat nulis silmiii~~
ReplyDeleteGa kuat kakaak. haha ini iseng aja kok nulisnyaaa.
Deleteyaps setuju deh sama kamu. hari akan selalu mendukung, asal kita punya filter.
makasih ya noon komennya.
btw kalo komen gapake anon lebih asik kayanya. biar bisa diskusi wkwk
Awakakakaak harus komentar apa yak.........
ReplyDeletemuncul juga orang yang dipanggil. haha seneng deh ada yg komen.
Deleteini buat kamu juga mak. wkwk.
kalo kriteria udah cukup, sok atuh dipersilahkan.