Monday, February 23, 2015

Untuk Kamu

Sore tadi, gemercik hujan membasahi jalanan aspal disekitar kampusku. Gemercik itu merupakan sisa hujan yang sejak siang turun deras. Iya, suasana seperti ini mengingatkanku akan sebuah lingkaran kehidupan. Bahwa semua berawal dari bawah dan akan kembali ke bawah. Tak ada yang abadi, baik itu dari sisi yang datang maupun pergi. Tak ada yang abadi, baik itu rasa senang maupun sedih. Tak ada yang abadi, baik itu dari sisi kebersamaan hari ini dan boleh jadi berbeda esok hari.

Hari ini, masih bisa berkuliah. bencengkarama dengan teman-teman, mengeluh bersama akan tugas yang tiada akhir, saling menguatkan ketika lelah menerpa, saling membully, saling tunggu-menunggui. Iya, bukankah itu nikmat yang amat besar yang kadang kita lupakan? kita hanya terlalu sibuk memikirkan sesuatu yang seakan tak berujung, hingga kita lupa bahwa ada banyak hal yang perlu kita jamahi. kita terlalu sibuk hingga kita terjebak pada lingkaran yang kita buat sendiri, padahal ada banyak hal yang mungkin kita bisa lakukan untuk bisa keluar dari keletihan bersibuk diri.

Iya, banyak hal kecil yang kadang tak serta merta kita perhatikan. Banyak hal kecil yang penting namun terabaikan. Karena kita manusia yang memang hakikatnya pelupa, pelupa diciptakan untuk apa.

Mulailah untuk membuka mata, membuka hati. Sibuk itu suatu anugerah yang luar biasa teman, tidak semua orang bisa dikaruniakan kesibukan sepertimu. Dipercayai mengurus ini itu, menghabiskan waktu kuliahmu untuk hal-hal yang bermanfaat.

Namun, sekali lagi kuingatkan, jangan sampai kau terjebak pada lingkaran kesibukan itu. Sesungguhnya kesibukan diciptakan agar kita banyak belajar, banyak memahami. Bukan sebaliknya.

Sesekali, tataplah langit di malam hari, rasakan atmosfer udara dingin yang menerpa.
Rasakan bahwa langit malam begitu indah dengan taburan bintang yang entah berapa jauhnya.
Dengarkan suara malam yang sunyi jika memang sunyi
Hirup aroma malam yang sesungguhnya bersih.
Perhatikan dengan jeli kapan bulan purnama muncul, tataplah ia, junjunglah penciptanya.
Biarkan sejenak dirimu berhenti. Berhenti untuk kembali mengkaji mengapa kita harus melakukan semua ini

Ya, semoga sibukmu, sibukku, sibuk kita semua akan selalu menjadi bekal bagi kita agar kembali bertemu pasca mati. Aamiin.

Untuk teman-temanku yang berjuang di tanahnya masing-masing:")

Silmy Kaaffah
23-Februari-2015
23:54

No comments:

Post a Comment