Bismillahirrohmanirrohim.
Halo
selamat malam. Beberapa hari ini, aku sedang memikirkan kalimat seorang
sahabatku, dia berkata “Ngarepin orang-orang peduli sama 14 tapi sendirinya
ngasih waktu sisa ke 14.”
Saat chat
darinya masuk ke hpku, tetiba saja aku
gemetar. Ya Rabb, dosa besar hamba-Mu ini. Kita sering berbincang
mengenai 14. Kita berbicara dari a-z. Dari hal-hal penting sampai tidak
penting. Tentang perkembangannya, tentang keislamannya, tentang sikap
anak-anaknya, mengenang masa lalu dan lain-lain.
Terkadang,
hanya sedih ketika teman-teman lain yang dulu sama-sama berjuang di organisasi
ketika kelas 11, hari ini aku kehilangan jejaknya. Meninggalkan 14 yang
sebetulnya membutuhkannya. Entahlah, setiap orang memiliki pilihannya
masing-masing. Setiap orang punya prioritas masing-masing. Namun, agak sedikit
luka saja ketika akhirnya yang aku temui dia lagi, dia lagi. Hingga rasanya
bosan. Atau yang kita kerjakan begitu melelahkan, tapi outputnya tidak seberapa atau bahkan ada
yang tidak menyukainya. Atau bahkan rasanya seperti bekerja sendirian tanpa
teman. Pada akhirnya aku hanya duduk sedih, ya Rabb… 14 kini berada di tangan
kami sebagai alumninya.
Kembali
lagi, chatnya kembali memutar otakku. Kenapa kamu harus bersedih ketika Allah
sudah memberikan janji yang tak akan pernah Ia ingkari? Dan pertanyaan besar
lainnya adalah, kamu udah ngapain aja sih sil sampe bisa sedih gitu? Miris
rasanya hati ini jika melihat kembali beberapa bulan yang lalu.
Aku, iya
aku yang masih lebih sibuk dengan kegiatan-kegiatan di FKM.
Aku, yang
pernah izin tidak mengisi karena ada acara di FKM.
Aku, yang
pernah tidak hadir acara faris dengan alas an kelelahan.
Aku, yang
belum sering mengobrol dengan para pengurus osis, rohis dan mpk
Aku, yang
bahkan belum memberikan kontribusi apa-apa, tapi berani sekali menuntut orang
untuk peduli kepada 14. Aku yang bahkan seminggu sekali juga belum tentu ke 14
berani sekali memprotes kebijakan qiyadah-qiyadah diatas. Aku, yang masih
kadang lalai membaca atau sekadar ikut berdiskusi di grup, berani sekali
membandingkan angkatanku dengan angkatan sekarang, dahulu saat aku menjadi
pengurus, alumni yang berada di belakangku adalah alumni-alumni yang luar biasa….
Dan kenapa aku begitu berani membandingkannya?
Duhai Rabb,
pemilik alam.. pembolak-balik hati, pemberi karunia.. ampuni hamba-Mu yang
masih lalai namun banyak menuntut ini ya Rabb.
Ya Rabb, sudikah Engkau memaafkan kesalahan hamba yang begitu besar ini?
Masih pantaskah aku menjadi orang yang bertanggung jawab atas kalian, duhai
adik-adikku? Ya, tapi Bismillah. InsyaAllah aku tidak akan berjalan mundur teratur, izinkan hamba-Mu ini untuk berjalan
kedepan dengan teratur.. dengan segala ke-apa adaan-nya ini utuk kembali
berkaca dan memperbaiki diri.
Karena
kejahatan yang teratur akan menang melawan kebaikan yang tidak teratur.
Maka,
Bismillah kawan. Jangan sia-siakan amanah kita hari ini. Waktu yang kita
gunakan untuk 14 InsyaAllah akan menajdi investasi masa depan yang akan membawa
14 kembali menjadi tempat yang hijau dan nyaman.
Dengan
kembali meluruskan niat dan mengucap Basmallah…
InsyaAllah
aku siap.
Kuatkanlah
bahu ini ya Rab..