Saturday, April 25, 2015

Embah Putri

Jika kita berbicara tentang kehidupan, kita berbicara tentang masa kini dan masa depan, kadang juga masa lalu.

Sepertinya, di tahun 2014-2015, bukan lagi membicarakan. Namun belajar secara langsung mengenai kehidupan. bahwa takdir bisa berubah kapan saja, bahwa tiada yang abadi di kehidupan ini, bahwa kebahagiaan bisa serta merta berubah jadi kesedihan, bahwa banyak hal yang tidak dapat kita terka bagaimana kedepannya.

 Lima puluh hari setelah kepergian embah putri. Siti Komariyah.
Saat itu, aku selesai presentasi untuk mata kuliah MPKT B. Presentasi yang cukup menguras tenaga dan hati. Saat itu, pukul 14.00 aku mengecek hpku. Ada 8 miscall masuk dan 3 sms. Isinya, "Silmy, tolong ke pondok kelapa. Mbah Uti masuk ICU, tolong jagain mbah kakung ya."
Seketika, jantung ini yang tadinya dilanda kekesalah berubah menjadi berdebar tak tentu, aku izin keluar kelas. mencari fakta yang terjadi. Why? Kok bisa? Mbah Uti?

Aku mendapat kejelasan dari Bude Dewi, katanya gula darah mbah uti melonjak tajam jadi 400. Padahal mbah uti diabetes. Dikirimi foto mbah sedang tertidur di rumah sakit. Ya Allah. Seketika, ku ubah semua jadwalku. Rapat, syuro, kepanitiaan, tugas, ku tinggalkan semua.

Aku melaju menuju pondok kelapa, rumah embah yang selama ini menjadi tempat bermukim sementara saat aku sedang kelelahan,
rumah dimana aku bisa beristirahat dengan nyaman,
rumah dimana aku biasa bertemu dengan orangtua yang kesepian,
rumah dimana aku biasa berbincang-bincang mengenai perjalanan.
Rumah dimana aku selalu ditanya "Udah makan belum silmy?" padahal baru setengah jam lalu embah uti menyuguhkan bubur ayam kepadaku.
Rumah dimana saat aku datang lalu ditawari coffe mix kesukaanku.
Rumah dimana saat Ramadhan setidaknya aku menghabiskan waktu 3 hari disana.
Rumah yang selalu dikunjungi saat lebaran haji dan lebaran ramadhan.
Rumah dimana aku bisa menonton tv lama.
Rumah dimana aku merasa waktu berjalan cepat.
Rumah dimana aku lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Rumah kasih sayang dua orang tua yang sudah lanjut usianya.

Aku sampai disana pukul 18.37. Saat itu ku lihat ambulans sudah berada di depan rumah. Yang ku pikir adalah "Wah embah udah sembuh ya... udah bisa pulang ke rumah."
Namun kenyataan yang ada sebaliknya. Saat aku masuk ke pintu, sesosok jenazah ditutupi kain batik coklat terbaring. Ya Rabb, ada apa ini? Aku masuk dan sesenggukan. Ternyata, ini waktu yang telah dijanjikan untuk embah putri. waktu akhir hidupnya. Ku buka kain batik itu, wajah itu, masih wajah mbah utiku. Seperti orang tertidur, hanya bibirnya agak pucat.
Ku tatap wajahnya lamat-lamat, ia masih menggunakan kerudung merah. namun tak ada tarikan nafas di dadanya. kakinya pun dingin. embah, cepat sekali engkau pergi.
Beberapa jam kemudian orang melayat datang silih berganti. Adikku yang ada di solo dan di serpong di kabari. Mereka berangkat malam ini dan esok pagi. Puluhan atua bahkan ratusan tetangga datang, menyatakan duka cita. bercerita bagaimana embah hari minggu sebelumnya meminta maaf, bagaimana embah menghadiri acara lansia dengan wajah yang berbeda. bagaimana secepat ini, tanpa tanda-tanda.
Hari minggu sebelumnya, aku sedang sendirian dirumah. tiba-tiba telepon berdering, embah uti ternyata. beliau berkata "Silmy, hati-hati ya embah abis nonton di tv sekarang banyak orang jahat. Jangan pulang malam-malam ya." ku jawab "Iya embah. Embah udah makan belum?" "Udah tadi, pake bubur ayam. Silmy?" "Udah juga mbah, tadi pake nasi uduk. hehe." "Yaudah kalo gitu.. udah ya. Assalamualaikum." ku jawab "Waalaikumsalam."
ternyata, itu percakapan terakhirku dengan embah. Dan saat itu, embah yang sudah lanjut usianya, menelepon sampai dua kali. mengingatkan hal yang sama. Embah.. aku kangen.

Malam menjelang, lewat tengah malam, rumah embah masih ramai. Ada hampa menerpa dada di keramaian ini. Terkadang, kita merasa sepi padahal di sekeliling kita ramai. Aku membaca hafalanku, yang masih belum genap satu juz. aku hanya ingin embah mendengar, cucunya sedang menghafal Al-Qur'an loh. aku sering minta di doakan supaya semuanya lancar. Dan embah pasti selalu menjawab "Iya, embah selalu berdoa yang terbaik untuk cucu-cucu embah." Ku ingat bagaimana senangnya embah saat tahu aku, nida dan fika sama-sama mendapat kuliah tahun ini. Bagaimana embah bersyukur karena ketiga cucunya, ketiga gadisnya bisa melanjutkan studinya lebih tinggi.

Pagi hari, wajah embah semakin pucat, aku mencoba memeluknya, pelukan yang tak akan lagi dapat ku lakukan. Embah, semoga embah baik-baik disana, dilapangkan kuburnya, diterima segala amalannya. Aku membantu memandikan.
Saat itu aku benar-benar belajar bahwa siapa sih kita? apa yang bisa kita sombongkan jika untuk mandi saja kita tak mampu di suatu hari nanti? bahkan untuk sholat saja harus disholatkan?
Lalu dikafani, lalu proses berpamitan. satu persatu, anak-anaknya mencium. diikuti menantu dan cucunya. hanya mbah kakung yang tidak mencium karena masih sakit dan terbaring di kasur.

Dan itu adalah pertemuan terakhirku dengan embah putri. pertemuan terakhir di dunia. namun insyaAllah bertemu kembali di surga. Aamiin.


Some condition has changed. Dunia seakan berputar seratus delapan puluh derajat untuk embah kakung. Tadinya, selalu ada embah uti yang sedia untuk dipanggil saat butuh sesuatu. embah kakungku sakit, bonggol tulang pahanya remuk akibat jatuh. sehingga ia menghabiskan waktunya di tempat tidur. Meski tak jarang aku melihat mereka ribut karena hal-hal kecil, kadang mereka mengeraskan masing-masing suaranya. namun, nyatanya, pasangan yang sudah lebih dari lima puluh tahun menjalani bahtera rumah tangga dengan berbagai macam kondisi, merasa kehilangan separuh jiwanya juga.

Usai pemakaman, raut wajah embah kakung biasa saja, tak tampak rasa kesedihan. namun, semua bermula saat perlahan orang-orang (re: keluargaku) mulai kembali ke kehidupannya masing-masing setelah berkumpul melihat embah uti untuk yang terakhir kalinya. Rumah yang tadinya lebih sering diisi berdua itu, kosong. sunyi. sendiri. Ummi terkadang bolak-balik kesana. namun tetap berbeda rasanya. hingga akhirnya embah kakung dibawa ke rumahku.

Bukan sekali dua kali embah kakung berteriak memanggil "Bu... Bu.." itu adalah panggilan embah kakung untuk embah uti. Iya, itu, begitu. Saat ku hampiri, dan ku jawab "Mbah, mbah uti kan udah ngga ada.." lalu ia istighfar. "Embah lupa silmy.."

Tiba-tiba saja hatiku teriris. Iya, meski selama ini mereka terlihat kurang harmonis, namun saat akhirnya maut yang memisahkan, jauh di lubuk hati embah kakung terdalam, ia sangat mencintai embah uti. pikirannya melayang saat muda dulu, saat awal membangun rumah tangga. Ya Allah, aku jadi terenyuh.

Iya, embah uti. Aku kangen. Kangen sekali. Aku kangen dipeluk embah. Aku kangen embah tanyain udah makan atau belum. Aku kangen dinasihatin sama embah. Ngga nyangka lebaran tahun ini embah udah ga bareng lagi.. engga nyangka:" Semoga embah baik-baik aja yaa mbah. semoga disana embah bisa jauh lebih menikmati hari-harinya, seperti saat bagaimana embah tersenyum di terakhir kalinya.

"Ketahuilah, bahwa kehilangan akan selalu memberikan dampak. Baik itu terlihat atau tidak. Baik itu sebentar atau lama dan Baik itu bermakna atau tidak."

Ya Rabb, jagalah embah.
Rabbighfirli wali wali dayya warham humaa kamaa rabbayani shoghiro. Aamiin,

Salam cinta dari cucu pertamamu,
Silmy Kaaffah

Thursday, April 9, 2015

Saya Disini Karena..

Hidup dengan kumpulan kepentingan itu memang kadang melelahkan
Ada waktu dimana kita merasa lelah. Ada waktu dimana terjadi senggol bacok saat kita merasa kita yang paling banyak bekerja. Ada juga waktu dimana kita baper, semua orang rasanya salah. cuma kita yang benar

Dan ada saat-saat mengesalkan lainnya.
Begitulah hidup. Apalagi jika hidup dalam lingkungan dimana rasanya semua memberikan tekanan yang sama-sama berat dan sulit dipilih. Dalam sebuah organisasi, tentu tidak semua orang memiliki karakter yang sama dengan kita karena kita berasal dari berbagai macam latar belakang dan kondisi.

Mungkin terkadang, ingin rasanya berkata "Sudah cukup, sampai disini saja." atau "Yasudahlah, lebih baik saya selesai saja."

Tapi, inget lagi bro, kenapa kamu memilih untuk menerima amanah, jika akhirnya kamu menyerah di tengah jalan? Cukup selesaikan apa yang telah kamu pilih, bertanggungjawablah atas apa yang telah kamu iyakan kepada orang lain.

Ingat, kenapa bisa sampai sejauh ini? apa aja yang sudah didapatkan?
Kembalikan niat dan tujuanmu disini. kita bergerak berdasarkan tujuan. tanpa tujuan, untuk apa kita disini.
Tujuan itu yang pada akhirnya akan menjadi alasan dan penguat untuk tetap bertahan.

Saya disini, karena saya ingin memberikan kebermanfaatan.
Saya disini, karena jasa-jasa orang sebelum saya yang tak akan pernah impas terbayarkan meski saya telah berbuat banyak
Saya disini, karena panggilan hati
Saya disini karena ingin melanjutkan estafet perjuangan, atau
Saya disini, karena cinta.

Akan ada banyak alasan untuk bertahan. Lalu mengapa memilih meninggalkan?

Buat kamu yang mungkin merasa lelah,
yuk refleksikan diri kembali.

Friday, April 3, 2015

Gini ya Kuliah..



Bismillahirrohmanirrohim.
Halo. Sekarang baru tau rasanya jadi anak kuliah beneran. wkwk. sekarang jadi tau alesannya kenapa kalo lagi ngepoin blog temen-temenku mereka jarang ngepos. Kuliah sibuk ya bro:")

Aku masih bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk mencicipi bangku perkuliahan. Meski kadang banyak ngeluhnya, belum benar-benar memanfaatkan waktu kuliah dengan baik. Tapi, pernyataanku beberapa bulan yang lalu bahwa "Kuliah itu menaikkan kapasitas hidup kita." itu benar sekali.
Disini, jadi tau kalo peran mahasiswa bukan cuma belajar aja. tapi juga ada bagian pengabdian masyarakatnya.
Jadi tau kalo presentasi yang baik itu harus lebih banyak gambarnya daripada tulisan. Harus berbicara kepada audiensi dengan kata-kata baku dan jelas.
Jadi tau kalo komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting (matkul RIK banget)
Jadi tau kalo bahasa inggris itu kudu wajib dan harus bisa supaya memudahkan semuanya
Jadi tau kalo kita bisa loh bikin penelitian dan program kreativitas mahasiswa lainnya
Jadi ngeh kalo ilmu itu gakakan pernah abis, ilmu yg kita punya cuma secuil dari air di lautan
Jadi berasa kalo jadi organisatoris itu harus bener-bener profesional.
Jadi tau kalo kita punya cara masing-masing dalam menjalani hidup
Dan jadi tau lainnya yang gatau bakal kelar kapan kalo ga dibahas sekarang. wkwk

No Pain, No gain.
Gakada perubahan kalo ga ada yang ngerasain tempaan yang menyakitkan.

Kadang, yang memusingkan dan menyibukkan itu yang akan dirindukan.

Salam rindu dari depok.

*postingan yang tertunda akibat koneksi internet*

Sunday, March 1, 2015

Bismillahirrohmanirrohim.
Halo selamat malam. Beberapa hari ini, aku sedang memikirkan kalimat seorang sahabatku, dia berkata “Ngarepin orang-orang peduli sama 14 tapi sendirinya ngasih waktu sisa ke 14.”
Saat chat darinya masuk ke hpku, tetiba saja aku  gemetar. Ya Rabb, dosa besar hamba-Mu ini. Kita sering berbincang mengenai 14. Kita berbicara dari a-z. Dari hal-hal penting sampai tidak penting. Tentang perkembangannya, tentang keislamannya, tentang sikap anak-anaknya, mengenang masa lalu dan lain-lain.
Terkadang, hanya sedih ketika teman-teman lain yang dulu sama-sama berjuang di organisasi ketika kelas 11, hari ini aku kehilangan jejaknya. Meninggalkan 14 yang sebetulnya membutuhkannya. Entahlah, setiap orang memiliki pilihannya masing-masing. Setiap orang punya prioritas masing-masing. Namun, agak sedikit luka saja ketika akhirnya yang aku temui dia lagi, dia lagi. Hingga rasanya bosan. Atau yang kita kerjakan begitu melelahkan,  tapi outputnya tidak seberapa atau bahkan ada yang tidak menyukainya. Atau bahkan rasanya seperti bekerja sendirian tanpa teman. Pada akhirnya aku hanya duduk sedih, ya Rabb… 14 kini berada di tangan kami sebagai alumninya.
Kembali lagi, chatnya kembali memutar otakku. Kenapa kamu harus bersedih ketika Allah sudah memberikan janji yang tak akan pernah Ia ingkari? Dan pertanyaan besar lainnya adalah, kamu udah ngapain aja sih sil sampe bisa sedih gitu? Miris rasanya hati ini jika melihat kembali beberapa bulan yang lalu.
Aku, iya aku yang masih lebih sibuk dengan kegiatan-kegiatan di FKM.
Aku, yang pernah izin tidak mengisi karena ada acara di FKM.
Aku, yang pernah tidak hadir acara faris dengan alas an kelelahan.
Aku, yang belum sering mengobrol dengan para pengurus osis, rohis dan mpk
Aku, yang bahkan belum memberikan kontribusi apa-apa, tapi berani sekali menuntut orang untuk peduli kepada 14. Aku yang bahkan seminggu sekali juga belum tentu ke 14 berani sekali memprotes kebijakan qiyadah-qiyadah diatas. Aku, yang masih kadang lalai membaca atau sekadar ikut berdiskusi di grup, berani sekali membandingkan angkatanku dengan angkatan sekarang, dahulu saat aku menjadi pengurus, alumni yang berada di belakangku adalah alumni-alumni yang luar biasa…. Dan kenapa aku begitu berani membandingkannya?
Duhai Rabb, pemilik alam.. pembolak-balik hati, pemberi karunia.. ampuni hamba-Mu yang masih lalai namun banyak menuntut ini ya Rabb.  Ya Rabb, sudikah Engkau memaafkan kesalahan hamba yang begitu besar ini? Masih pantaskah aku menjadi orang yang bertanggung jawab atas kalian, duhai adik-adikku? Ya, tapi Bismillah. InsyaAllah aku tidak akan berjalan mundur  teratur, izinkan hamba-Mu ini untuk berjalan kedepan dengan teratur.. dengan segala ke-apa adaan-nya ini utuk kembali berkaca dan memperbaiki diri.
Karena kejahatan yang teratur akan menang melawan kebaikan yang tidak teratur.
Maka, Bismillah kawan. Jangan sia-siakan amanah kita hari ini. Waktu yang kita gunakan untuk 14 InsyaAllah akan menajdi investasi masa depan yang akan membawa 14 kembali menjadi tempat yang hijau dan nyaman.
Dengan kembali meluruskan niat dan mengucap Basmallah…
InsyaAllah aku siap.

Kuatkanlah bahu ini ya Rab..

Monday, February 23, 2015

Untuk Kamu

Sore tadi, gemercik hujan membasahi jalanan aspal disekitar kampusku. Gemercik itu merupakan sisa hujan yang sejak siang turun deras. Iya, suasana seperti ini mengingatkanku akan sebuah lingkaran kehidupan. Bahwa semua berawal dari bawah dan akan kembali ke bawah. Tak ada yang abadi, baik itu dari sisi yang datang maupun pergi. Tak ada yang abadi, baik itu rasa senang maupun sedih. Tak ada yang abadi, baik itu dari sisi kebersamaan hari ini dan boleh jadi berbeda esok hari.

Hari ini, masih bisa berkuliah. bencengkarama dengan teman-teman, mengeluh bersama akan tugas yang tiada akhir, saling menguatkan ketika lelah menerpa, saling membully, saling tunggu-menunggui. Iya, bukankah itu nikmat yang amat besar yang kadang kita lupakan? kita hanya terlalu sibuk memikirkan sesuatu yang seakan tak berujung, hingga kita lupa bahwa ada banyak hal yang perlu kita jamahi. kita terlalu sibuk hingga kita terjebak pada lingkaran yang kita buat sendiri, padahal ada banyak hal yang mungkin kita bisa lakukan untuk bisa keluar dari keletihan bersibuk diri.

Iya, banyak hal kecil yang kadang tak serta merta kita perhatikan. Banyak hal kecil yang penting namun terabaikan. Karena kita manusia yang memang hakikatnya pelupa, pelupa diciptakan untuk apa.

Mulailah untuk membuka mata, membuka hati. Sibuk itu suatu anugerah yang luar biasa teman, tidak semua orang bisa dikaruniakan kesibukan sepertimu. Dipercayai mengurus ini itu, menghabiskan waktu kuliahmu untuk hal-hal yang bermanfaat.

Namun, sekali lagi kuingatkan, jangan sampai kau terjebak pada lingkaran kesibukan itu. Sesungguhnya kesibukan diciptakan agar kita banyak belajar, banyak memahami. Bukan sebaliknya.

Sesekali, tataplah langit di malam hari, rasakan atmosfer udara dingin yang menerpa.
Rasakan bahwa langit malam begitu indah dengan taburan bintang yang entah berapa jauhnya.
Dengarkan suara malam yang sunyi jika memang sunyi
Hirup aroma malam yang sesungguhnya bersih.
Perhatikan dengan jeli kapan bulan purnama muncul, tataplah ia, junjunglah penciptanya.
Biarkan sejenak dirimu berhenti. Berhenti untuk kembali mengkaji mengapa kita harus melakukan semua ini

Ya, semoga sibukmu, sibukku, sibuk kita semua akan selalu menjadi bekal bagi kita agar kembali bertemu pasca mati. Aamiin.

Untuk teman-temanku yang berjuang di tanahnya masing-masing:")

Silmy Kaaffah
23-Februari-2015
23:54

Sunday, February 15, 2015

Li-Bu-Ran

Bismillahirrohmanirroohim..
Liburan hampir mau selesai. Sudah dua puluh delapan hari libur. Dan kamu udah ngapain? Haha pertanyaan ini sungguh menyakitkan, Karena emang aku ga kemana-mana, disini aja. Udah ada rencana ini itu tapi nope. gagal bro. malah yang ga direncanain malah jadi jalan~

Jadi, pas awal tahun, tepatnya tanggal 4 januari, abis ikut Makan Besar, acara Mabit.. aku ternyata sakit. Tiba-tiba aja, padahal sebelumnya mah bahagia banget, abis ketemu sama anak2 mabit dari tahun 2002-2015. Specially angkatan 2013 akhwat. kita cerita macem-macem hal, selfie ampe bosen, main gajelas sampe akhirnya ngobrolin tentang Masa Depan Mabit. Yowislah. Ternyata abis periksa, aku didiagnosis kena radang pencernaan. Hmm serem juga yak. Tapi wes, aku sampe gabisa melakukan aktivitas-aktivitas berat gitu. sok, dirumah aja. Padahal hari Selasanya udah dijadwalin mau ketemuan sama Lady dan Himma. akhirnya, mereka berdua main ke rumah.. ya, nostalgia aja deh akhirnya. sambil mendengarkan lady bercerita tentang kehidupan anak hukum "yang terserah" banget deh. wkwk. luar biasa, liburan itu bisa mempertemukan kita{}
Terus tanpa diduga, besoknya ada lagi yang menjenguk, anak-anak Faris. Ada Kak Haura, Laila, Najib, Ka Oji sama Bintang.. Duh baik banget yah mereka... meskipun pas dirumah, pas lagi pusing-pusingnya, mereka malah bahas proker lagi~ wkwk tapi bener deh dijenguk itu membahagiakan..
Besoknya lagi, anak Mabit yang dateng ke rumah, ada Nasay, Laila sama Hul. Awalnya sih gara2 chat sama careja sok sok minta anak mabit jenguk.. eh ternyata beneran. wkwk lagi-lagi, dirumah malah ngomongin mabit. hidupmu indah nak :")
Besok-besoknya aku hanya dirumah, menyelesaikan novel Rindu sambil menunggu pemulihan. Alhamdulillah, bersama habisnya obat.. habis juga radangnya (aamiin). tapi ya dengan dikasih sakit kaya gini aku diajarkan untuk akhirnya hati-hati dalam memilih makanan. bisa jadi, ini akumulasi karena sering beli makanan di warteg yang minyak-minyak, atau karena makanan ga higienis, makan asal makan aja ga memperhatikan gizinya, kepedesan dan sebagainya. wis, aku sing makan yang asin aja. ga berani macem-macem lagi lah. gaenak sakit....

Sebenernya yang lebih menyedihkan bukan sakitnya. tapi karena aku gajadi bisa ikut FKM Peduli Desa ke Desa Langkap Jaya. Padahal udah banyak yang disiapin, mulai dari ikut materi2, acara2nya.. perlengkapannya. tapi semua berubah semenjak radang menyerang. Padahal, disana pasti bakal belajar banyak banget, belajar gimana berinteraksi sama orang lain, bagaimana punya tingkat kepekaan yang tinggi, bagaimana bisa belajar menyuluh... what the... rasanya udah ngelewatin momen yang keren banget, dan sedihnya di tempet tidur, #Sudahlah #AllahMahaKaya

Well, hari berganti hari.. aku dirumah aja...
Hampir setiap hari chat sama grup Sahabar Dunia Akhirat (aamiin) yang sejujurnya gapunya nama asli. yang nama grupnya itu bisa berubah sesuai momen. Misalnya "Ciwi-ciwi Goes To Bandung" "Ciwi-ciwi Goes to Bogor" "Gajadi pergi" "Happy birthday Kenny" "Bentar Lagi libur" "Full Team"  dan masih banyak lagi yang bahkan engga aku inget.
Jadi, grup ini udah mempersiapkan trip kita semenjak satu bulan yang lalu. kita udah memutuskan mau kemana dan menetapkan tanggal, bahkan saat kita lagi UAS.. udah search list tempat yang mau dikunjungi, naik apa aja, biayanya berapa, kita nginep dimana, kita bakal makan apa dan segala tetekbengeknya. Iya, harusnya udah siap.. harusnya tinggal jalan.
tetapi, tiba-tiba seorang member bernama Nirwana Sari  bilang "Yah maaf ya saya gajadi ikut. Lagi mau nyiapin uang buat beli sesuatu." Rencana yang kokoh itu... hancur tiba-tiba. kalo dia gajadi ikut, bisa patungan berapa-berapa kita? berapa bajet yang mesti dikeluarin? lagian masa jalan cuma berempat? Hahaha. Fix, seketika gajadi ke Kawah Putih. Kita memutuskan untuk pindah haluan ke Bogor, ke IPB. Mau ngapain deh? Ahahaha. Sampe jam 12 malem, kita masih chat dan masih merencanakan kepergian kita dengan matang, janjian di stasiun Kalibata jam 7. Bawa uang. Kita bakal ke Masjid Al-Hurriyah. Bakal makan eskrim durian dan roti unyil. Masih berlangsung hangat, sampai akhirnya ada sebuah chat tidak manusiawi dari seseorang bernama Elsa Hudiana yang bilang "Hari ini saya udah dimarahin karena pergi. Kayanya besok aku gabakal bisa ikut. Maaf yah gengs."
Well, pagiku yang cerah.. di hari Kamis itu jadi kelabu. Tak tahu harus kemana.. kehilangan arah #IniLebay tapi serius, aku akhirnya menggeliat di kasur sambil nonton drama korea "Good Doctor"
Iya, kenapa ini mesti jadi begini? *nangis sesenggukan*

Yaudah, paling ke UI, main sama temen-temen sebentar. terus ke 14, dateng forum mentor. Main-main ke Mabit, bahkan cuma untuk ngobrol... ini nih yang bikin mabit ada rasanya. HAHAHA. terus ngajar materi hayati, nguji afektif mabiters. paling kalo lagi mood masak atau bantuin nida masak. berenang. Menghabiskan waktu buat cerita-cerita aja paling sm emak tertjintah. berantem sama adek, nih poin yang paling seru. aseli,

Untuk nonton drama korea, itu luar biasa~ Seneng banget nontonya meskipun capek. Good Doctor, disponsori oleh viki,com haha. jadi, drama ini bercerita tentang seorang autis yang memiliki masa lalu kurang baik dengan keluarganya. tapi dia jenius, jadilah dia seorang dokter. karena autis, dia gabisa dengan mudah berkomunikasi dengan pasien. dia sangat sayang sama anak-anak, tapi dia dibenci serumah sakit kecuali presiden direktur sama dokter cha. cerita bergulir ketika dia bisa mengoperasi anak kecil yang tertimpa pecahan kaca dengan peralatan sederhana... itu keren banget. terus juga, di setiap episodenya ada tayangan di ruang operasi, ngebedah ini itu, ngomong pake bahasa kedokteran. ketje sekali. jadi ngebayangin kalo jadi dokter #UdahWey
terus si doi, namanya park si on. dia berusaha sekuat mungkin untuk ngerubah kebiasaan dia, dia polos, ngajarin orang apa adanya tanpa menggurui, ngebuat orang jadi berpikir ulang atas apa yang terjadi sama dirinya, dia ngebuka mata hati orang-orang, sampe akhirnya dia diizini untuk ngoperasi anak kecil. Dia akhirnya diakui sebagai dokter beneran. udah gitu dibumbui sama cerita antara dia sama dokter Cha. Si on suka sama dokter Cha tapi ditolak gitu, tapi akhirnya dokter chanya bertanya ke hati dia yang paling dalam sebenernya gimana.. wah pokoknya the best lah! aku belajar dari film ini, untuk menerima apapun kekurangan kita, bekerja saja, gausah banyak protes sama keadaan, bersihkan hati dan belajar dikit2 bahasa kedokteran wkwk.
Btw, andai ya ada drama indonesia macem gitu pasti keren banget. yang mandang dokter dari sisi apa yang dia perjuangin dan dia lakuin, bukan sebagai pemberi kabar duka ajaaa:" semoga aja ada suatu hari nanti film macem begitu di Indonesia.

Well, ternyata beberapa aktivitasku diatas membuatku tetap kelelahan.. hari kamis sore, tanggal 15 jan kemarin, aku tumbang lagi. pusying pusying, hidung mampet, batuk-batuk.. jadilah ga kemana-mana, waktu itu jamannya ujan turun terus. lagi sakit, nekat ke NF, keujanan pula, besoknya, bhay! haha, harusnya kita tuh tau kadar kita masing-masing gais, jangan suka maksain diri ya.
Hari senin pagi, berencana ke dokter. Suaraku menghilang, oh tidakkk! hujan turun lagi~ waktu itu pake motor sama ummi. tetiba dijalan hujan gede banget, padahal akunya lagi bersin-bersin, makin jadi lagi lah itu. udah gitu, ummi ada acara sama ibu-ibu pkk kelurahan gitu, yowislah kesana dulu.
Dan disitu,, aku ngerasa kaya anak kecil banget. pagi-pagi aku minta diantar ke dokter, kalo ga dianter mending gausah ke dokter. malez ke dokter sendirian, finally, kita jadi ke dokter tapi mampir dulu ke kelurahan. then, pas diperiksa katanya aku gapapa. cuma flu biasa, bahkan ga dikasih antibiotik padahal udah puyeng dan suara udah ilang.. yah... jadi sebenernya penyakitku sepele banget. tapi disitu, ummi setia nemenin aku. oh mayyy. sedih jadinya.. ummi, maafin silmy karena masih manja banget, maafin silmy yang suka semena-mena. bahkan cuma ke dokter aja masih minta dianter.. maaf miiiiii:"( hiks

Laluuu, ada juga salah satu event besar. Campus Goes To School 14. ini ajang kita promo univ dan jurusan sambil main sama temen2. Dan finally, H-1 CGTS, diwaktu kita sibuk ngedekor. ternyata kita full team. berenam. haha, yang ga diduga-duga malah bisa kumpul semuaaa~ dan asiknya, abis ngedekor ga langsung pulang, tapi makan-makan dulu. sayangnya makan-makan kali ini tidak disponsori oleh Arif. melainkan oleh kantong sendiri. hahaha. Jarang banget punya momen kumpul begini, awalnya diem-diem aja gitu. terus abis itu ada yang memulai percakapan, "Yuk satu-satu ngomong tentang kabarnya masing-masing dan mimpinya kedepan mau ngapain aja." Jadi format kabar-kabarnya itu RUJAK (Ruhiyah, Uang, Jasmani, Akademik, Keluarga) haha hasilnya kita tau deh temen-temen kita gimana. Sampe rumah jam 10 malem, what.. udah lama ga pulang malem kaya gini, tapi sesungguhnya seneng banget karena bisa berbagi. kita ngebicarain tentang jurusan kita, hubungannya sama kehidupan. ada Arif yang ngomongin pertanian, Himma tentang gigi dan mulut, Utha tentang enterpreneur (sebenernya ga berhubungansih), Alvin tentang kedinasan, Cecen tentang ekonomi, Iir dan kenny tentang science haha. Ya Allah, someday mudah-mudahan bisa ngumpul kaya gini lagi sambil berbagi tentang pekerjaan kita masing-masing.

"Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya, terangilah dengan cahaya-Mu, Ya Rabbi, bimbinglah kami..."

Pas hari H CGTS malah gasemuanya dateng. Hari H-nya agak mageran gitu malah, gabut abis. terus sorenya diwarnai dengan rapat panjang~ haha 14 ku always with rapat. Esok harinya... malah aku jadi kaya penjaga meja regis. ngelist daftar peserta try out dan bolak balik kaya orang sibuk wkwk. terus yang ngga aku sangka adalah aku hafal hampir seluruh pendaftar beserta jumlah tiket yang dia beli. mungkin efek ngecekin sms tiap hari kali ya~ whatever gimana tryoutnya... asik banget bro!

Seminggu kemudian, silaturrahmi ke rumah Bu Erah. Kali ini disponsori mobilnya arif plus dibeliin jajanan sama papa arif. kita jadi mampir dulu ke tiptop buat beli makanan ke bu erah. dan rasanya, kaya lagi belanja bulanan. kita (aku, himma, cecen, iir, kenny dan alysa) jalan didepan sambil cari-cari makanan. arif dan hul dibelakang mengikuti. sesekali bakal "kelaparan" arif keliatan dengan kaya mau ngambil semua makanan. haha. kocak abiez, udah gitu hul diem aja sambil cengar-cengir. Hul ibunya, arif bapaknya. mau ke bekasi aja udah kaya mau pergi ke luar kota bekelnya haha.
Di rumah bu erah, kita cerita macem-macem tentang hidup, tentang kronologi jatuhnya bu erah, tentang bagaimana perlakuan orang-orang saat tau bu erah sakit. Ya Rabb, berkahilah guru kami. Seneng banget bisa ketemu Bu Erah. ditambah bisa selfie sambil dipeluk bu erah, rasanya hangat banget~
Caw ke rumah, mampir dulu ke tamini. Beli eskrim modusnya, gataunya malah ngeliatin para ikhwan makan berat, kayanya ikhwan-ikhwan pada ga kenyang ye makan mie instan dirumah bu erah. Dan saat itulah pembulian terhadap saya terjadi. ooh tidak!
Kelar makan, kita buru-buru ke rumah Bu Tuti buat liqo, udah hampir magrib ya Allah. Dapet pencerahan. Masya Allah. Sehabis melingkar dirumah Bu Tuti, dan  kita sepakat untuk pajama's party dirumah cecen, caranya adalah memaksa cecen membolehkan kita menginap. Dengan segala even yang agak failed, kerjasama sama getar, adeknya cecen.. dia baik ya haha.Barakallah fi umrik doraemonku sayang, semoga makin istiqomah di FSI dan segera menjadi ahli ekonomi islam. i proud of you.. menghabiskan malam dengan bercerita, berbagi, melepaskan penat sekaligus melepaskan liburan yang sebentar lagi usai. Iya, waktu emang terus berjalan..

Sore harinya, aku kembali ke rumah kedua, asrama IQF. Malam itu, aku memikirkan tentang hidup dan masa depan. Temanku berkata, bahwa hidup perlu direncanakan. bahwa kita harus tau mau kemana hidup kita. kita mau ngapain 10 tahun, 20 tahun atau bahkan 50 tahun kedepan. Jadilah seseorang yang bermanfaat, karena sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. apapun profesinya, jadilah yang profesional, jadi yang kalo ada apa-apa, orang bakal nanya ke kamu. Jadi yang terbaik.

Ah, teriris hati, seketika aku hanya bertanya pada diri dan hatiku. Kamu mau apa sil? dan hingga hari ini aku belum benar-benar menemukann jawabannya. meski sudah sering aku bertanya dalam sujudku, Ia belum membukanya kepadaku. mungkin aku yang harus lebih banyak bersabar dan berusaha mencari tahu..
apakah penulis? entahlah.. hari ini aku masih kuliah di public health. atau penulis tentang public health? boleh juga.. ntahlah, aku masih akan mencari dan merapikan mimpi-mimpiku lagi. iya, berjuanglah bersama Allah. Semoga Ia meridhoi setiap langkahku. Aamin.

Seminggu kemudian diisi dengan agenda-agenda yang padat dan penuh tak tersisa bekas liburan padahal masih liburan. Ada raker BEM, jadi penguji afektif mabit, ada pelatihan kepemimpinan FARIS, mendampingi mengab, ke kampus dan menghafal di IQF. Iya, selamat tinggal waktu luang, mari beranjak ke dimensi lain bernama waktu sempit yang rasanya 24 jam tak cukup menyelesaikan segala tugas-tugas ini. terimakasih sudah memberikan waktu luang yang pada akhirnya aku belajar bahwa tidak boleh kita berleha-leha dengan seenak kita, meskipun itu enak banget. haha.

tulisan ini ku selesaikan satu minggu setelah masuk yang ternyata memang seperti dibayangkan. wkatu 24 jam tidak cukup. Selamat bersenang-senang di semester ini. ku tunggu progres baik untuk kau laporkan silmy. Selamat malam dan selamat beristirahat. Semangat untuk biomedik dan biostatistiknya besok:D

Friday, January 9, 2015

Review Novel Rindu


Salah satu list liburan saya adalah membuat review novel "Rindu" karya Tere Liye.
Perlu kesabaran untuk membaca novel ini, agar akhirnya bisa menemukan apa sebenarnya poin yang mau disampaikan dari buku ini.

Sejujurnya di awal membaca saya bosan dengan prolognya yang terlalu deskriptif. Untuk orang yang suka menikmati cerita mungkin gak masalah, tapi buat saya yang sedang mencari cerita, agak sedikit malas membaca. Payah. Haha

Sebenarnya deskripsi Tere Liye sangat detil dan baik. begitu detil penjelasan mengenai sejarah, mengenai tempat-tempat yang disinggahi. Tere Liye begitu apik memaparkan latar ketika makan, mengaji, berbincang hangat, memandang laut dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.

Rindu judulnya, namun hingga empat puluh bab aku baca, aku belum menemukan apa makna dari judul tersebut.

Cerita dimulai dengan latar belakang Pelabuhan Makasasar pada awal Desember tahun 1938. Dimana penjajahan Belanda di Indonesia masih kental. Bahkan sampai kapal yang akan menemani cerita hingga akhir bernama "BLITAR HOLLAND". Kisah ini mengisahkan tentang perjalanan haji selama tiga puluh hari di dalam kapal. Pemberhentian-pemberhentian di pelabuhan, kisah anak-anak yang ikut pergi haji namun tetap mengikuti pendidikan nonnformal yang diajar oleh jemaah haji lainnya, kisah mengenai seorang ulama bernama Ahmad Karaeng yang biasa dipanggil Gurutta yang begitu dihormati di seluruh kapal namun begitu di benci tentara belanda, kisah keluarga kecil bahagia, kisah kelasi kapal yang mempertanyakan kehidupannya, kisah mengenai suami istri yang telah menikah selama enam puluh tahun lalu di pisahkan oleh maut. Dan yang terpenting dari semua itu adalah lima pertanyaan yang muncul dan ditemukan juga jawabannya di kapal itu.

pertanyaan pertama muncul dari seseorang guru mengaji yang dulunya adalah cabo, pelacur tingkat atas yang melayani tentara Belanda saat itu. Ia melacur karena dipaksa, ia dijual oleh ayahnya yang kalah judi di usia lima belas tahun. Ia dimasukkan di ruangan gelap dengan makan yang sangat sedikit, semakin hari jatah makannya di kurangi. pada awalnya ia menolak keras untuk menjadi cabo, namun di akhirnya, saat tubuhnya lemah sekali, ia akhirnya menyerah. perempuan berbedak tebal yang bertindak mengoordinir para cabo mendandaninya hingga akhirnya ia menjadi cantik dan dinikmati oleh tentara belanda.
Sungguh pahit si guru mengaji itu membayangkan bagaimana ia, bekerja begitu kotor selama lima belas tahun dapat menghadap Allah di tanah suci.

Sungguh, kalau kau berusaha lari dari kenyataan, kau hanya akan menyulitkan diri sendiri. ketahuilah, semakin keras kau berusaha berlari, semakin kuat cengkramannya. semakin kencang kau berteriak, maka kan semakin kencang pula gemanya memantul, dan memenuhi kepala.
Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. mulailah dengan damai menerima masa lalumu. buat apa dilawan? dilupakan? itu sudah menjadi bagian hidup kita. peluk semua kisah itu. berikan dia tempat terbaik mengatasinya. dengan kau menerimanya, perlahan-lahan, dia akan memudar sendiri. disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih bahagia.
Kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar. itu kehidupan kita. kitalah yang tahu persis setiap perjalanan hidup yang kita lakukan. karena sebenarnya yang tahu persis diri kita bahagia atau tidak, tulus atau tidakk, hanya diri kita sendiri. kita hanya perlu merengkuh rasa damai dalam hati kita sendiri.

Pertanyaan kedua muncul dari seseorang pengusaha sukses asal Makassar, ia memiliki keluarga yang bahagia.satu istri yang pengertian dan dua anak yang sedang tumbuh dan cerewet-cerewet menggemaskan. semua orang mengira hidupnya amat sempurna. namun, dibalik semua kebahagiaan itu ternyata ia menyimpan dendam yang sangat mendalam kepada ayahnya, yanga juga seorang pengusaha bengis tidak berkeperimanusiaan. ia sangat membencinya, menyalahkan takdir mengapa ia harus lahir dari ayah yang seperti itu. Namun ia bertanya "Bagaimana bisa ia pergi ke Makkah dengan membawa kebencian sebesar itu?"

Selalu menyakitkan membenci sesuatu yang seharusnya kita sayangi. Ketahuilah, saat membenci orang lain dengan alasan apapun, sebenarnya kita sedang membenci diri kita sendiri. kita membenci karena kita merasa tidak bisa menjaga orang itu. tidak bisa mencegah dia berbuat kerusakan. tidak bisa menahan dia agar tidak kasar. sejatinya begitu.

Saat memutuskan untuk memaafkan seseorang, itu bukan soal apaka orang itu salah atau benar. kita memutuskan meaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati.

Kesalahan itu ibarat halaman kosong, tiba-tiba ada yang mencoretnya denga keliru. kita dapat memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, dengan penghapus canggih atau apapun. tapi tetap tersisa bekasnya. tidak akan hilang. Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.  Buka lembaran baru, tutup lembaran yang pernah tercoret. Jangan ungkit lagi. Tidak mudah, namun jika bersungguh-sungguh, pasti bisa kau lakukan. Mulailah hari ini.

Sementara, pertanyaan ketiga muncul dari seorang kakek yang baru ditinggal mati istrinya yang telah menemaninya selama enam puluh tahun. pertanyaannya adalah "Mengapa harus sekarang Tuhan mengambil istriku? Disaat sebentar lagi kami menginjakkan kami di Makkah. Tidak bisakah ditunda satu atau dua bulan kedepan? atau paling tidak biarkan aku dan istriku menginjakkan kaki kami di Ka'bah terlebih dahulu.."

Lahir dan mati adalah takdir Allah. itu adalah hak mutlak Allah untuk memutuskan. kita tidak bisa menunda ,maupun memajukan walau sedetik. Kenapa harus disini? Allah yang tahu. Dan ketika kita tidak mengerti alasannya, bukan berarti kita membenci, tidak menyukai takdir tersebut. Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. 

Mulailah menerima takdir. karena kita mau menerima atau menolaknya tetap saja dia akan terjadi. takdir tidak pernah bertanya perasaan kita, apakah kita bahagia atau tidak. takdir bahkan basa basi menyapapun tidak. tidak peduli. Karena kita tidak bisa mengendalikannya, bukan berarti kita makhluk tidak berdaya. kita tetap bisa mengendaikan diri sendiri bagaimana menyikapinya. apakah bersedia menerima atau tidak.

Biarkan waktu mengobati seluruh kesedihanmu. ketika kita tidak tahu mau melakukan apa lagi, ketika kita merasa semua sudah hilang, maka ituah saatnya untuk membiarkan waktu menjadi obat terbaik. biarkan waktu mengobatinya, maka semoga kita mulai lapang hati menerimanya. sambil terus mengisi hari-hari dengan baik dan positif.

 Pertanyaan keempat adalah pertanyaan yang berasal dari seorang kelasi kapal bernama Ambo Uleng. Ia berada di kapal ini hanya untuk berlari sejauh mungkin dari gadis yang begitu ia cintai. Saat umur sembilan tahun, ia menyelamatkan gadis itu dari kecelakaan kapal. enam hari enam malam ia menghabiskan waktu bersama gadis itu, terkatung-katung di laut dan akhirnya menemukan pulau tanpa penghuni. bertahan hidup dengan makan kelapa, ikan, udang dan apapun yang ada di sekitarnya. ia kemudian berpisah dengan gadis itu dan bertemu di usianya yang ke dua pulu tahun. ia bekerja sebagai kelasi kapal milik ayah sang gadis itu. mereka tak saling sapa dan bicara, tapi mereka saling mencintai. hingga suatu hari, sang gadis memberinya surat yang berisi ia akan dijodohkan dengan anak teman ayahnya. sang kelasi bingung dan putus asa. bagaimana caranya, ia yang kelasi rendahan dapat melamar anak seorang pemilik kapal? karena didesak oleh sang gadis, akhirnya ia memutuskan untuk berani melamarnya. namun apa daya, lamarannya di tolak mentah-mentah. orangtua sang gadis berkata "Putriku akan dijodohkan dengan pemuda yang lebih pantas. yang lebih berilmu, lebih berpendidikan dan lebih terpandang derajatnya." Bersama penolakan itu, maka rasa sakit yang besar muncul di hati kelasi itu. ia mencoba pergi sejauh mungkin dari kehidupan masa lalunya. ia lari dari kenyataan penolakkan itu, mencari tempat dimana dia berusaha melupakan sang gadis itu. Dengan larinya kelasi itu, muncullah berbagai pertanyaan "Apakah itu cinta sejati? Apakah aku masih bisa berjodoh dengan gadis itu? Apakah aku masih memiliki kesempatan?"

Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus ini, adalah melepaskan. semakin sejati perassan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. inilah rumus terbalik yang tidak pernah diapahami oleh para pencinta. mereka tidak pernah mau memahami penjelasannya. Lepaskanlah, maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, ia bukan cinta sejatimu. Seluruh dah dongeng ada penulisnya. namun, kisah cintamu, Allah penulisnya. Dia memiliki cerita paling sempurna di muka bumi. yakinilah bahwa kisah kau adalah kisah terbaik yang dituliskan.

Jangan merusak diri sendiri. Pahamilah, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. tidak melanggar batas dan kaedah agama.
Cinta itu bibit tanaman. Jika dia tumbuh d tanah yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman yanga baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumuhlah dia menjadi pohon yang lebat dan lezat. tetapi, jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbuhlah ia menjadi pohon meranggad, berduri, berbuat pahit.
Jika harapan dan keinginan beum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apapun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya.