Friday, January 9, 2015

Review Novel Rindu


Salah satu list liburan saya adalah membuat review novel "Rindu" karya Tere Liye.
Perlu kesabaran untuk membaca novel ini, agar akhirnya bisa menemukan apa sebenarnya poin yang mau disampaikan dari buku ini.

Sejujurnya di awal membaca saya bosan dengan prolognya yang terlalu deskriptif. Untuk orang yang suka menikmati cerita mungkin gak masalah, tapi buat saya yang sedang mencari cerita, agak sedikit malas membaca. Payah. Haha

Sebenarnya deskripsi Tere Liye sangat detil dan baik. begitu detil penjelasan mengenai sejarah, mengenai tempat-tempat yang disinggahi. Tere Liye begitu apik memaparkan latar ketika makan, mengaji, berbincang hangat, memandang laut dan kegiatan-kegiatan sehari-hari.

Rindu judulnya, namun hingga empat puluh bab aku baca, aku belum menemukan apa makna dari judul tersebut.

Cerita dimulai dengan latar belakang Pelabuhan Makasasar pada awal Desember tahun 1938. Dimana penjajahan Belanda di Indonesia masih kental. Bahkan sampai kapal yang akan menemani cerita hingga akhir bernama "BLITAR HOLLAND". Kisah ini mengisahkan tentang perjalanan haji selama tiga puluh hari di dalam kapal. Pemberhentian-pemberhentian di pelabuhan, kisah anak-anak yang ikut pergi haji namun tetap mengikuti pendidikan nonnformal yang diajar oleh jemaah haji lainnya, kisah mengenai seorang ulama bernama Ahmad Karaeng yang biasa dipanggil Gurutta yang begitu dihormati di seluruh kapal namun begitu di benci tentara belanda, kisah keluarga kecil bahagia, kisah kelasi kapal yang mempertanyakan kehidupannya, kisah mengenai suami istri yang telah menikah selama enam puluh tahun lalu di pisahkan oleh maut. Dan yang terpenting dari semua itu adalah lima pertanyaan yang muncul dan ditemukan juga jawabannya di kapal itu.

pertanyaan pertama muncul dari seseorang guru mengaji yang dulunya adalah cabo, pelacur tingkat atas yang melayani tentara Belanda saat itu. Ia melacur karena dipaksa, ia dijual oleh ayahnya yang kalah judi di usia lima belas tahun. Ia dimasukkan di ruangan gelap dengan makan yang sangat sedikit, semakin hari jatah makannya di kurangi. pada awalnya ia menolak keras untuk menjadi cabo, namun di akhirnya, saat tubuhnya lemah sekali, ia akhirnya menyerah. perempuan berbedak tebal yang bertindak mengoordinir para cabo mendandaninya hingga akhirnya ia menjadi cantik dan dinikmati oleh tentara belanda.
Sungguh pahit si guru mengaji itu membayangkan bagaimana ia, bekerja begitu kotor selama lima belas tahun dapat menghadap Allah di tanah suci.

Sungguh, kalau kau berusaha lari dari kenyataan, kau hanya akan menyulitkan diri sendiri. ketahuilah, semakin keras kau berusaha berlari, semakin kuat cengkramannya. semakin kencang kau berteriak, maka kan semakin kencang pula gemanya memantul, dan memenuhi kepala.
Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. mulailah dengan damai menerima masa lalumu. buat apa dilawan? dilupakan? itu sudah menjadi bagian hidup kita. peluk semua kisah itu. berikan dia tempat terbaik mengatasinya. dengan kau menerimanya, perlahan-lahan, dia akan memudar sendiri. disiram oleh waktu, dipoles oleh kenangan baru yang lebih bahagia.
Kita tidak perlu menjelaskan panjang lebar. itu kehidupan kita. kitalah yang tahu persis setiap perjalanan hidup yang kita lakukan. karena sebenarnya yang tahu persis diri kita bahagia atau tidak, tulus atau tidakk, hanya diri kita sendiri. kita hanya perlu merengkuh rasa damai dalam hati kita sendiri.

Pertanyaan kedua muncul dari seseorang pengusaha sukses asal Makassar, ia memiliki keluarga yang bahagia.satu istri yang pengertian dan dua anak yang sedang tumbuh dan cerewet-cerewet menggemaskan. semua orang mengira hidupnya amat sempurna. namun, dibalik semua kebahagiaan itu ternyata ia menyimpan dendam yang sangat mendalam kepada ayahnya, yanga juga seorang pengusaha bengis tidak berkeperimanusiaan. ia sangat membencinya, menyalahkan takdir mengapa ia harus lahir dari ayah yang seperti itu. Namun ia bertanya "Bagaimana bisa ia pergi ke Makkah dengan membawa kebencian sebesar itu?"

Selalu menyakitkan membenci sesuatu yang seharusnya kita sayangi. Ketahuilah, saat membenci orang lain dengan alasan apapun, sebenarnya kita sedang membenci diri kita sendiri. kita membenci karena kita merasa tidak bisa menjaga orang itu. tidak bisa mencegah dia berbuat kerusakan. tidak bisa menahan dia agar tidak kasar. sejatinya begitu.

Saat memutuskan untuk memaafkan seseorang, itu bukan soal apaka orang itu salah atau benar. kita memutuskan meaafkan seseorang karena kita berhak atas kedamaian di dalam hati.

Kesalahan itu ibarat halaman kosong, tiba-tiba ada yang mencoretnya denga keliru. kita dapat memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, dengan penghapus canggih atau apapun. tapi tetap tersisa bekasnya. tidak akan hilang. Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.  Buka lembaran baru, tutup lembaran yang pernah tercoret. Jangan ungkit lagi. Tidak mudah, namun jika bersungguh-sungguh, pasti bisa kau lakukan. Mulailah hari ini.

Sementara, pertanyaan ketiga muncul dari seorang kakek yang baru ditinggal mati istrinya yang telah menemaninya selama enam puluh tahun. pertanyaannya adalah "Mengapa harus sekarang Tuhan mengambil istriku? Disaat sebentar lagi kami menginjakkan kami di Makkah. Tidak bisakah ditunda satu atau dua bulan kedepan? atau paling tidak biarkan aku dan istriku menginjakkan kaki kami di Ka'bah terlebih dahulu.."

Lahir dan mati adalah takdir Allah. itu adalah hak mutlak Allah untuk memutuskan. kita tidak bisa menunda ,maupun memajukan walau sedetik. Kenapa harus disini? Allah yang tahu. Dan ketika kita tidak mengerti alasannya, bukan berarti kita membenci, tidak menyukai takdir tersebut. Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. 

Mulailah menerima takdir. karena kita mau menerima atau menolaknya tetap saja dia akan terjadi. takdir tidak pernah bertanya perasaan kita, apakah kita bahagia atau tidak. takdir bahkan basa basi menyapapun tidak. tidak peduli. Karena kita tidak bisa mengendalikannya, bukan berarti kita makhluk tidak berdaya. kita tetap bisa mengendaikan diri sendiri bagaimana menyikapinya. apakah bersedia menerima atau tidak.

Biarkan waktu mengobati seluruh kesedihanmu. ketika kita tidak tahu mau melakukan apa lagi, ketika kita merasa semua sudah hilang, maka ituah saatnya untuk membiarkan waktu menjadi obat terbaik. biarkan waktu mengobatinya, maka semoga kita mulai lapang hati menerimanya. sambil terus mengisi hari-hari dengan baik dan positif.

 Pertanyaan keempat adalah pertanyaan yang berasal dari seorang kelasi kapal bernama Ambo Uleng. Ia berada di kapal ini hanya untuk berlari sejauh mungkin dari gadis yang begitu ia cintai. Saat umur sembilan tahun, ia menyelamatkan gadis itu dari kecelakaan kapal. enam hari enam malam ia menghabiskan waktu bersama gadis itu, terkatung-katung di laut dan akhirnya menemukan pulau tanpa penghuni. bertahan hidup dengan makan kelapa, ikan, udang dan apapun yang ada di sekitarnya. ia kemudian berpisah dengan gadis itu dan bertemu di usianya yang ke dua pulu tahun. ia bekerja sebagai kelasi kapal milik ayah sang gadis itu. mereka tak saling sapa dan bicara, tapi mereka saling mencintai. hingga suatu hari, sang gadis memberinya surat yang berisi ia akan dijodohkan dengan anak teman ayahnya. sang kelasi bingung dan putus asa. bagaimana caranya, ia yang kelasi rendahan dapat melamar anak seorang pemilik kapal? karena didesak oleh sang gadis, akhirnya ia memutuskan untuk berani melamarnya. namun apa daya, lamarannya di tolak mentah-mentah. orangtua sang gadis berkata "Putriku akan dijodohkan dengan pemuda yang lebih pantas. yang lebih berilmu, lebih berpendidikan dan lebih terpandang derajatnya." Bersama penolakan itu, maka rasa sakit yang besar muncul di hati kelasi itu. ia mencoba pergi sejauh mungkin dari kehidupan masa lalunya. ia lari dari kenyataan penolakkan itu, mencari tempat dimana dia berusaha melupakan sang gadis itu. Dengan larinya kelasi itu, muncullah berbagai pertanyaan "Apakah itu cinta sejati? Apakah aku masih bisa berjodoh dengan gadis itu? Apakah aku masih memiliki kesempatan?"

Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus ini, adalah melepaskan. semakin sejati perassan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya. inilah rumus terbalik yang tidak pernah diapahami oleh para pencinta. mereka tidak pernah mau memahami penjelasannya. Lepaskanlah, maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, ia bukan cinta sejatimu. Seluruh dah dongeng ada penulisnya. namun, kisah cintamu, Allah penulisnya. Dia memiliki cerita paling sempurna di muka bumi. yakinilah bahwa kisah kau adalah kisah terbaik yang dituliskan.

Jangan merusak diri sendiri. Pahamilah, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. tidak melanggar batas dan kaedah agama.
Cinta itu bibit tanaman. Jika dia tumbuh d tanah yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman yanga baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumuhlah dia menjadi pohon yang lebat dan lezat. tetapi, jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbuhlah ia menjadi pohon meranggad, berduri, berbuat pahit.
Jika harapan dan keinginan beum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri, sibukkan dengan belajar. Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apapun wujud kehilangan, kau akan siap menghadapinya. 

No comments:

Post a Comment