Indonesia perlahan merangkak
Meniti sesenti demi sesenti
perjuangkan harga diri
Kembali ke 17 Agustus 1945
Saat para pahlawan mulai membahana
Meneriakkan reformasi
Meneriakkan merdeka
Berbagi suka cita
Peluhnya terbayar lunas
Sesak dan tangisnya ditebus impas
dengan pembebasan indonesia
sebagai negri sederajat dengan eropa
kami merdeka!
Enam puluh enam tahun sudah
Kami jadi bangsa pemilik harga diri tinggi
Kami kaya,
Kami subur
Kami makmur
Apa yang kami tak miliki?
Namun, waktu membuktikan
Bahwa kami tak lebih dari pecundang tandus
Tak ada bukti bahwa kami merdeka hingga hari ini
Tikus nakal bebas berkeliaran
Tertawa sinis
Anak-anak kecil berbelaskasihan dipinggir jalan
Bernyanyi menguras hati
Pengangguran pasrah menyerahkan nasib
Bernyanyi pula dalam dendangan pahit
Tukang beling mengorek sampah
Berharap dapat dijual
Dan ia dapat makan
Bangunan reyot dikolong jembatan
Diusir paksa
Dianggap korupsi lahan
Orang miskin sakit,
Takdapat masuk rumah sakit
Tinggal duduk termenung merenungi nasib
Hingga ajal menghampiri tubuh keringnya
Mereka menangiiiiis
Terjerat perih dalam kemiskinan
Mencekik
Membunuh perlahan
Dan tikus-tikus itu semakin kencang berlari
Pemimpin tak berani ambil keputusan
Takut jatuh jabatannya karena berbeda
Hukum itu hanya untuk orang miskin
Ya, hukum hanya untuk orang miskin
Yang tiada bisa berdiri
Tidak punya kekuatan bertahan
Sementara orang berduit dan berdasi
Bernyanyi riang tidak peduli
Pemuda sang penerus negeri
Boro-boro peduli akan kebobrokan negeri
Yang penting senang mumpung masih muda
rokok jadi barang wajib
tawuran jadi kegiatan rutin
narkoba jadi tren apatis
sex bebas jadi kebanggan diri
Dimana?
Aku bertanya dimana
Dimana kalian enam puluh enam tahun lamanya?
Dimana kalian saat saudara senegri meringis menahan lapar dipinggir jalan?
Dimana kalian tatkala keadilan tak diakui?
Dimana kalian ketika hukum dapat dibeli?
Apakah kalian diam?
Ya! Kalian sebagai pemuda hanya dapat diam
Sama seperti pemimpin saat ini
Lalu bagaimana masa depan negeri ini?
Indonesia butuh kalian kawan,
Sebagai pemimpin penebas lawan antagonis
Pemerjuang hak-hak manusiawi
Perubah bentuk negeri
Dan malaikat yang siap membantu untuk bangkit kembali
Enam puluh enam tahun,
Waktu yang lama
Namun, masihkah kalian ingin menunggu?
-silmykaaffah
16 Agustus 2011
22:23
(puisi yang aku bawakan pas upacara kemerdekaan, ini untukpertamakalinya aku maju didepan seluruh anak dan guru serta kepala sekolah, hahaha. aku berusaha menampilkan yang terbaik, hasilnya silahkan dinilai kawan-kawan :D)
No comments:
Post a Comment