Kampus
merupakan tempat belajar bagi para mahasiswa. Untuk itu diperlukan lingkungan
yang kondusif untuk mendukung kegiatan belajar mengajarnya. Lingkungan yang
dimaksud disini bukan hanya suasana belajarnya namun juga lingkungan alam
disekitar kampus. Idealnya sebuah kampus memiliki tempat yang nyaman, bersih,
teduh (hijau), indah dan sehat sehingga saat belajar, mahasiswa merasa nyaman
dan lebih sehat saat menghabiskan waktunya di lingkungan kampus.
Meninjau urgensi lingkungan yang
kondusif seperti diatas, maka diperlukan upaya untuk mewujudkan hal tersebut.
Upaya tersebut tidak dapat terlaksana jika hanya beberapa pihak yang terlibat.
Diperlukan gerakan dari berbagai masyarakat kampus itu berada untuk akhirnya
dapat membuat lingkungan yang sehat.
Sebuah gerakan bernama green campus
memiliki program yang bertujuan menghijaukan lingkungan di sekitar kampus
dengan menggunakan berbagai cara preventif dan kuratif. Lingkungan kampus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem
perkotaan juga memiliki peranan dan sumbangannya bagi meningkatkan maupun dalam
menurunkan pemanasan global. Secara garis besar, gerakan green campus bertujuan
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat kampus untuk turur berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang sehat di kampus.
Universitas Indonesia tahun ini meraih peringkat 30 dunia
dalam prestasi ajang penilaian kampus hijau di dunia versi UI. Peringkat ini
menurun, sebelumnya UI mampu menyabet posisi ke-25. Hal ini cukup
memprihatinkan, karena dengan luas UI yang mencapai 100 hektar dan beberapa
danau di dalamnya, ternyata UI masih belum bisa mendapat peringkat yang lebih
baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu banyaknya perubahan fungsi
lahan hijau menjadi area parkir, pengelolaan sampah yang masih belum terstruktur,
regulasi udara yang masih belum baik dan masih banyak lagi. Salah satu fakultas
yang memprihatinkan kondisi lingkungannya adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik atau yang biasa kita sebut FISIP.
Menurut seorang mahasiswa FISIP UI jurusan Kesejahteraan
Sosial, Fariz Adlan Saputra, masalah utama lingkungan di FISIP adalah mayoritas mahasiswa, pegawai
dan dosen di FISIP merokok serta banyaknya sampah beredar sembarangan.
Rokok merupakan salah satu hal yang membuat udara tercemar. Hal ini turur
dalam menurunkan kualitas udara yang akhirnya berpengaruh pada kesehatan
mahasiswa di fakultas tersebut. Sementara sampah yang berserakan menunjukkan
bahwa kondisi FISIP UI masih kotor dan jorok, belum ada kesadaran dari
masyarakat FISIP UI untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih. Dengan tercecernya sampah sembarangan,
peluang berkembangnya bibit-bibit penyakit semakin tinggi. Hal ini berdampak
pada kemungkinan mahasiwa dapat terkena penyakit akibat perbuatannya sendiri.
Melihat kondisi seperti inilah, diperlukan pelaksanaan program green campus
bagi masyarakat FISIP. Seperti yang
sudah dijabarkan diatas, green campus bertujuan untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat kampus untuk menjaga lingkungannya sendiri. Salah satunya adalah
dengan mengurangi intensitas merokok atau setidaknya tidak merokok di tempat
umum. Dengan mengurangi intensitas merokok, maka masyarakat FISIP UI telah
turut serta mengurangi pencemaran udara. Hal ini lebih baik jika dibarengi
dengan penanaman nilai bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatan, yang tujuan
akhirnya masyarakat FISIP UI perlahan mulai berhenti merokok.
Untuk masalah sampah sendiri, masyarakat FISIP UI berdalih membuang sampah
sembarangan akibat kurangnya jumlah tempat sampah disana. Sebenarnya alibi
tersebut tidak dapat dibenarkan. Kesadaran akan kebersihan lingkungan itulah
yang harus ditanamkan warga FISIP UI untuk menjadikan FISIP UI bersih dan
nyaman. Perlu dilakukan kampanye akan pentingnya kebersihan dan bahaya membuang
sampah sembarangan. Selain itu penambahan tempat sampah diberbagai sudut di
FISIP UI juga merupakan salah satu solusi yang efektif jika masyarakat FISIP UI
sudah menyadari pentingnya kebersihan disana.
Untuk pengelolaan sampah, masyarakat
FISIP juga dapat mulai membantu mengelola dengan hal-hal kecil. Reuse, Reduce
dan Recycle yang biasa kita kenal dengan 3R dapat diterapkan, misalnya seperti
menggunakan tempat minum (tumblr) untuk mengurangi pemakaian botol plastik,
menggunakan email untuk berkirim surat agar tidak sering menggunakan kertas,
gunakan kedua sisi kertas, fungsikan wadah kosong bekas pakai untuk digunakan
kembali seperti botol air mineral yang kosong dipakai kembali untuk menampung
minyak goreng, kurangi pembelian produk yang menggunakan bahan sekali pakai,
gunakan tas sendiri untuk belanja, pisahkan sampah organik dan nonorganik dan
banyak lagi hal-hal kecil yang jika kita peduli akan berdampak besar tanpa kita
sadari.
Kembali pada green campus,
sesungguhnya kampus yang sehat itu ialah kampus yang masyarakatnya memiliki
kesadaran akan pentingnya kesehatan lingkungan serta bersama-sama berusaha
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Membangun kesadaran sehat itu
dapat dimulai dengan mengetahui manfaat hidup sehat dan bersih dengan
selanjutnya melakukan hal-hal kecil demi terciptanya kebersihan di kampus.
Dengan begitu, maka kampus yang bersih dan sehat akan tercipta cepat ataupun
lambat.
source: