Sunday, March 25, 2012

Janji-Janji yang Terserak

Dengan serpihan hati yang kadang terserak
wajah-wajah penuh harap menyeruak
tak dapat terbiaskan rupanya

aku, ya aku dengan janji-janjiku dahulu
tak lebih dari satu tahun yang lalu
saat aku begitu percaya akan sebuah amanah
saat aku begitu bergejolak membangun
dan saat aku berjanji dalam dakwah ini

namun puing-puing rasa itu seakan terserak berantakan
akhir-akhir ini,
dengan segala masalah yang membendung
dengan kata-kata yang membuat aku perlahan mundur
dengan derap keletihan yang tiada tertahan

merangkak ke tiga bulan lalu,
percakapan singkat dan padat memenuhi ruang hatiku
dengan kecintaanku akan sebuah pergerakan
dengan lontaran kata-kata penuh hikmah dan harapan,
aku bergegas ingin berlari
namun lagi-lagi berhenti
entah dari dalam diri
entah hanya suara hati

ya, aku tak sekuat mereka
dan aku merasa kalah hari ini
dengan impian-impianku
dengan janji-janji perubahan itu

dan aku masih terbuai,
menangis dan menjerit dalam hati
aku tak sebaik mereka

aku, ya aku..
haruskah aku tetap terbuai dengan semua ini?
istirahatmu sudah begitu lama sil,
kepeninganmu belum seberapa
mari lakukan,
mari berjanji,
mari bergegas,

meski tak ada yang mengerti
aku hanya akan berbuat yang terbaik
dengan sepenuh hati,
penuh keikhlasan
dan penuh harapan dengan perbuatan

ya Allah, jangan biarkan hambaMu ini
jatuh lebih dalam lagi
aku akan berusaha menggapaiMu,
mencari titik-titik cahayaMu,
dalam belaian suci
dan dalam perjuangan tanpa kesensitifan lagi

semangat untuk 14,
untuk perubahan yang lebih baik
untuk tiap janji-janjimu di diklat, ldks, ldki
untuk kakak-kakakmu,
untuk para alumni,
untuk guru-guru,
untuk ummi dan abi
untuk Allah sang penguasa hati


Bismillahirrohmanirrohim,
mari ikrarkan kembali janji-janji yang terserak itu

No comments:

Post a Comment